illini news Negara Ini Teken Kontrak US$ 1 M dengan China, Garap ‘Emas Putih’

JAKARTA, ILLINI NEWS – Bolivia menandatangani kontrak senilai US$1 miliar (sekitar Rs 15 triliun) dengan perusahaan China CBC China pada Selasa waktu setempat. Rencananya negara tersebut dan anak perusahaan CATL, produsen baterai litium terbesar di dunia, akan membangun dua pabrik produksi litium karbonat di barat daya negara tersebut.

Bolivia Lithium Deposit (YLB) milik negara mengatakan pabrik itu akan berlokasi di dataran garam Uuni yang luas. Satu pabrik akan memiliki kapasitas produksi tahunan sebesar 10.000 ton litium karbonat dan pabrik lainnya 25.000 ton.

Bolivia sendiri mengklaim memiliki cadangan litium terbesar di dunia. Litium, yang dikenal sebagai “emas putih”, merupakan bahan utama dalam produksi baterai untuk kendaraan listrik dan telepon seluler.

Presiden Luis Arce mengatakan hal ini membuka jalan bagi Bolivia untuk menjadi “pemain yang sangat penting dalam menentukan harga litium internasional”. Kesepakatan tersebut menyusul kesepakatan sebelumnya antara Uranium One Group Rusia dan YLB tahun lalu untuk membangun fasilitas ekstraksi litium senilai US$970 juta di Uyuni.

Namun kedua perjanjian tersebut belum disetujui oleh parlemen Bolivia. Ars mengumumkan bahwa mereka sedang dalam pembicaraan dengan Guan Citic Group Tiongkok untuk kontrak ketiga.

“Kami berharap untuk menyelesaikan kesepakatan ini sesegera mungkin,” katanya. (sef/sef) Tonton video di bawah ini: Video: penjualan ritel Tiongkok meningkat 3% di bulan November Artikel berikutnya Video: Istana presiden runtuh, tentara Bolivia menyiapkan kudeta?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *