Jakarta, ILLINI NEWS – PT Astra Otoparts Tbk (AOP) siap mendukung program pemerintah atau Kementerian Kesehatan untuk meningkatkan produksi alat kesehatan (alkes) dalam negeri. Apalagi distribusi produk alat kesehatan lokal saat ini masih kalah bersaing dengan produk impor yang sudah bertahun-tahun mendominasi pasar.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, akan terdapat 1.549 jenis alat kesehatan impor yang beredar di Indonesia pada tahun 2023. Angka tersebut lebih dari tiga kali lipat jumlah jenis produk lokal yang beredar yakni sebanyak 422 produk. Sedangkan izin edar produk impor mencapai 54.217 atau hampir empat kali lipat dibandingkan izin edar produk lokal sebanyak 14.208. Diketahui, nilai impor produk alat kesehatan pada semester I 2024 sebesar $456 juta.
“Masih besar peluang kita untuk memproduksi alkes sendiri. Bangsa Indonesia punya kemampuan, tinggal kita diberi kesempatan untuk memproduksi dan memasarkan alkes, kalau tidak kita tidak akan maju,” ungkapnya. Prihatanto Agung, direktur PT AOP. Dalam pertemuan tersebut, Lasmono mempresentasikan OMO Precisio TB-241, tensimeter digital canggih terkini, kepada wartawan di Apotek K-24 di Jakarta.
OMO Precisio TB-241 merupakan produk kolaborasi AOP dan PT KDE dengan kualitas dan kehalusan melebihi produk impor. Produk alat kesehatan yang diproduksi oleh PT AstraComponent Indonesia (Aski), anak perusahaan AOP, merupakan salah satu dari beberapa produk alat kesehatan yang diproduksi oleh AOP.
Selain itu juga terdapat produk Pita Ukur (TKDN 59,19%), USG 2Dv1, pemindai organ dalam dengan perekaman gelombang suara frekuensi tinggi, Monitor Pasien dengan kandungan lokal 58,87%, dan masih banyak lagi perlengkapan produk kesehatan lainnya.
“Kita masih membutuhkan waktu untuk produk-produk canggih seperti CT scan dan radiologi. Saat ini kami masih bekerja sama. Untuk produk di bawah itu bisa kami produksi,” kata Prihatanto.
Pihaknya menggandeng Apotek K-24 dalam pendistribusian salah satu produknya karena memiliki jaringan yang luas. Saat ini terdapat 758 apotek K-24 yang tersebar di 152 kota/kabupaten di 29 provinsi di Indonesia.
Menurut Gesit Kuntadi, pihaknya tertarik bekerja sama dengan AOP karena memiliki pengalaman yang baik dalam pembuatan alat kesehatan. Selain itu, AOP merupakan bagian dari Grup Astra yang merupakan perusahaan yang mengutamakan kualitas. “Jadi kami berani bersaing di pasar, meski dengan produk impor yang kualitasnya sebanding,” kata Gesit.
Ia mencontohkan, produk kolaborasi OMO Precisio TB-241 memiliki keistimewaan tersendiri, karena memiliki fungsi suara. Terdengar suara Indonesia membacakan ringkasan hasil pengukuran. Gesit menargetkan pada akhir tahun 2024 alat yang dibanderol Rp 450.000 per unit ini lebih murah dibandingkan produk impor sejenis itu mampu terjual 5.000 unit. Pihaknya juga akan melibatkan mitra lain di luar K-24 dalam pemasaran produk ini.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan sektor kesehatan di dalam negeri mengalami peningkatan dan diperkirakan akan terus tumbuh. Saat ini alat kesehatan (alkes) banyak diproduksi di Indonesia, bahkan ada yang diekspor.
Menkes meyakini ke depan akan semakin banyak produsen dalam negeri yang mampu memproduksi alat-alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia, khususnya alat kesehatan yang diperlukan untuk institusi pelayanan kesehatan primer dan rujukan.
“Kalau industri dalam negeri kuat dan kualitasnya bagus, maka target pemerintah mengamankan 50 persen pasokan kebutuhan dalam negeri akan tercapai. Yang terpenting kualitasnya bagus,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (dpu/dpu) Tonton video di bawah ini: Video: Tahun Baru Insentif baru, mobil listrik akan dicari Artikel selanjutnya Pasar lesu, perusahaan mobil andalkan layanan purna jual