Jakarta, ILLINI NEWS – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus stabil dan cenderung menguat ke depan, setelah sempat anjlok dalam beberapa bulan terakhir.
Diakuinya, nilai tukar Rupiah hingga 15 Oktober 2024) melemah 2,82% (ptp) sejak bulan lalu. Ia meyakini anjloknya nilai tukar terutama dipengaruhi oleh meningkatnya ketidakpastian di seluruh dunia akibat meningkatnya konflik internasional di Timur Tengah.
Namun dalam beberapa hari terakhir, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS cenderung menguat. Berdasarkan data Refinitive, hingga hari ini, Rabu (16/10/2024), nilai tukar rupiah berada di level Rp15.505/US$ atau mampu menguat 0,45% dari penutupan kemarin.
Oleh karena itu, kami masih meyakini nilai tukar masih stabil dan cenderung stabil, kata Perry saat konferensi pers hasil rapat Dewan BI di kantornya, Jakarta, Rabu (16/10/2024).
“Sebelum tensi geopolitik di Timur Tengah sebenarnya mencapai Rp 15.550 ya? Jadi kita masih yakin akan mengarah pada perilaku yang stabil dan menguat,” kata Perry.
Perry menjelaskan, faktor yang akan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ke depan antara lain fundamental perekonomian Indonesia yang tetap kuat, meski ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan masih tinggi akibat perang di Timur Tengah.
Ia mencontohkan, dari sisi perekonomian masih mampu tumbuh pada kisaran 4,7%-5,5%, dan inflasi tetap berada di bawah target tahun ini sebesar 2,5% plus minus 1%. . Inflasi Indeks Harga Konsumen atau CPI tercatat terendah di seluruh sektor, yakni mencapai 1,84% (year-on-year) pada September 2024.
Di sisi lain, kata dia, defisit transaksi berjalan masih jauh di bawah level 2 persen. Tahun ini, dia yakin defisit transaksi berjalan akan terjaga pada level rendah yaitu 0,1% hingga 0,9% dari produk domestik bruto (PDB).
“Defisit transaksi berjalan 0,1-0,9% PDB, rendah. Tahun depan juga 0,5%-1,1%, rendah, rendah. Oleh karena itu, transaksi berjalan masih menopang stabilitas eksternal kita, kecuali -2”% dan selanjutnya puncak CAD itu baru saja mulai meningkat,” kata Perry.
Berdasarkan hal tersebut, dia meyakini pergerakan nilai tukar rupee ke depan akan terus menguat. “Meski ada perubahan, namun tidak terlalu signifikan, namun dampak yang paling besar adalah ketegangan di Timur Tengah,” kata Perry. (arj/arj) Tonton video di bawah ini: Video: Ketidakpastian Tinggi, Yakin PKC Bisa Bantu BI Lindungi Rupiah? Artikel Berikutnya Rupiah Bakal Kalahkan Dolar AS, Bos BI: Jangan Kaget!