JAKARTA, ILLINI NEWS – Pengadilan AS memutuskan NSO Group, perusahaan di balik spyware Pegasus, menyerang perangkat 1.400 pengguna melalui WhatsApp.
WhatsApp sendiri mengajukan gugatan terhadap NSO Group pada tahun 2019. WhatsApp menuduh NSO Group menggunakan Pegasus untuk memata-matai ponsel jurnalis, aktivis, dan pejabat pemerintah.
Perusahaan senjata cyber Israel NSO Group mengembangkan perangkat lunak mata-mata Pegasus pada tahun 2011. . Pegasus dapat menginfeksi ponsel dari jarak jauh dan mencuri pesan, panggilan, dan data pribadi pengguna.
Saat dipasang di perangkat, Pegasus memata-matai pengguna tanpa sepengetahuan mereka menjadikannya salah satu alat paling berbahaya untuk pelanggaran privasi.
Pengadilan AS telah menangkap kelompok NSO yang bertanggung jawab menyerang pengguna WhatsApp dengan spyware Pegasus.
Hakim Phyllis Hamilton memutuskan bahwa NSO melanggar Undang-Undang Penipuan dan Penyalahgunaan Komputer (CFAA) federal dan Undang-Undang Penipuan dan Akses Komputer California (CDAFA).
Hakim juga menemukan bahwa perusahaan tersebut melanggar ketentuan layanan WhatsApp. Keputusan itu diambil setelah pertarungan hukum selama 5 tahun.
Pengadilan tidak memutuskan berapa besar kompensasi yang harus dibayarkan NSO. Pada awal tahun 2024, Hamilton memerintahkan NSO Group untuk memberikan kode sumber spyware ke WhatsApp.
Namun dalam keputusannya, dia mengatakan bahwa perusahaan telah berulang kali gagal, yang menjadi alasan utama menerima permintaan WhatsApp untuk memblokir grup NSO.
Gugatan diajukan di California, namun kelompok NSO hanya mengizinkan warga Israel untuk melihat kode sumbernya di Israel.
Will Cathcart, kepala WhatsApp, menulis dalam sebuah postingan di Threads bahwa keputusan tersebut merupakan kemenangan besar bagi privasi.
“Kami telah menghabiskan waktu 5 tahun untuk menyampaikan kasus kami karena kami sangat yakin bahwa perusahaan mata-mata tidak dapat bersembunyi dari hukuman atau menghindari tanggung jawab atas tindakan ilegal mereka. Perusahaan mata-mata harus memahami bahwa mata-mata tidak ilegal. Ini akan diterima,” berita utama Android. Senin (23/12/2024).
Spyware Pegasus kontroversial karena penciptanya merancangnya untuk membantu pemerintah memerangi kejahatan dan terorisme.
Namun pemerintah di seluruh dunia telah menggunakannya untuk memata-matai jurnalis, pemimpin oposisi, dan aktivis hak asasi manusia.
Penyalahgunaan ini telah menimbulkan pertanyaan besar mengenai etika teknologi dan ancaman terhadap privasi. Sebelum tahun 2019, virus ini menyebar melalui pesan dengan tautan berbahaya. Tapi sekarang ini lebih efektif, menggunakan kerentanan “zero-day” di ponsel. (fab/fab) Simak videonya di bawah ini: Video: Bocoran Bos Smartfran soal “bisnis baru” XLSmart pasca merger Artikel selanjutnya akan mengulas bagaimana WhatsApp diretas atau diretas dan cara mencegahnya