Jakarta, ILLINI NEWS – Industri TPT berada di abu-abu setelah PT Sri Rejeki Isman atau Sritex dinyatakan pailit, dengan 2 perusahaan lagi menunggu nasibnya di sidang PKPU.
Jika dinyatakan pailit, jumlah perusahaan tekstil yang tutup kemungkinan akan bertambah dari saat ini yang berjumlah 30 pabrik.
Pada Kamis (7/11/2024), PT Sejahtera Bintang Abadi Tekstil Tbk (SBAT) yang memiliki pabrik di Chikalengka Bandung digugat oleh beberapa pihak, berdasarkan informasi dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Pertama, pada Senin (28/10/2024) ada PT Hengsheng Plastic International No. 326/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt.Pst. Kemudian Lukman Dalton No.327/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt.Pst dan PT Putratama Satya Bhakti No.328/Pdt.Sus-PKPU/2024/PN Niaga Jkt.Pst.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menghentikan sementara perdagangan SBAT Securities pada 18 September 2024. BEI menuding SBAT tidak memenuhi kewajibannya dan menimbulkan ketidakpastian terhadap kinerja perusahaan.
Sementara itu, pada tanggal 22 November 2024, PT Pan Brothers Tbk yang sedang dalam masa revisi PKPU, menurut laporan Pengadilan Tinggi Negeri Jakarta, masa perpanjangan PKPU akan berakhir dan akan disidangkan di Jakarta. Pengadilan Niaga Tinggi. . Pemohon Pan Brothers yaitu PT Januardi Putera Logistik, Soleh Arifin S.H.
Kehadiran kedua perusahaan ini semakin meresahkan industri TPT di Tanah Air.
Presiden Asosiasi Serat dan Benang Filamen Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wiravasta mengatakan, banyak pabrik yang tutup dalam 2 tahun terakhir.
Ia menyebutkan, ada 30 pabrik yang tutup di sektor tekstil.
Kepada ILLINI NEWS, Rabu (6), Redma mengatakan, “baru-baru ini ada BUMN PT Primissima yang kemarin tutup. Jadi ada 30 pabrik yang tutup, mereka menghentikan produksi. Ada yang memulangkan pabriknya.” ) / 11/2024).
“Banyak industri yang masih terdampak tapi belum dilaporkan,” kata Redma.
Penutupan pabrik tersebut mengakibatkan hilangnya lebih dari 11.207 pekerja. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah PHK secara keseluruhan karena terdapat perusahaan yang jumlah PHKnya tidak diketahui.
Berikut rincian 30 perusahaan TPT yang menutup dan menghentikan produksi sejak kuartal II 2022 menurut data APSyFI: (Belum disebutkan nama PT Primissima):
Industri tekstil merupakan bisnis yang dinamis dan patut mendapat perhatian lebih. Artinya, jika sebuah pabrik tutup, ribuan orang bisa kehilangan pekerjaan pada saat yang bersamaan.
Pada triwulan tersebut, industri TPT tumbuh 5,37% dibandingkan kontraksi 2,63%. Sementara industri TPT tumbuh 7,43% dibandingkan kontraksi 0,03% year-on-year. Selama periode ini, pertumbuhan industri tekstil didorong oleh penurunan pada kuartal tersebut.
Sebagai informasi, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menunjukkan jumlah pekerja yang terkena PHK pada Januari hingga Oktober 2024 sebanyak 59.796 orang.
“Sampai Oktober 2024, terdapat 59.796 pekerja yang terkena PHK. Jumlah ini bertambah 25.000 pekerja dalam tiga bulan terakhir,” ujarnya. ) dalam keterangan yang diperoleh ILLINI NEWS.
ILLINI NEWS VOICE (sidang/kompetisi)