Jakarta, ILLINI NEWS – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan produsen mobil China akan segera bisa menikmati serangkaian insentif sektor otomotif yang diberikan pemerintah. Yakni berupa insentif PPnBM ditanggung pemerintah (PPnBM DTP) dan pembebasan bea masuk (BM).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan salah satu insentif sektor otomotif adalah mendorong daya beli dalam negeri. Selain insentif PPnBM DTP, juga akan ada insentif PPN DTP yang diberikan kepada mobil tertentu, termasuk mobil impor.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Perindustrian Agus menjelaskan pemerintah banyak memberikan perhatian pada sektor manufaktur dengan memberikan insentif atau stimulus pada sektor otomotif.
“Kita tahu bersama saat ini sektor otomotif sedang dalam tekanan dengan penjualan yang menurun. Ada pandangan bahwa penurunan penjualan mobil disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat, khususnya kelas menengah,” ujarnya. konferensi pers. konferensi Paket Kebijakan Ekonomi untuk Sejahtera di kantornya, Senin (16/12/2024).
“Begini respon pemerintah, dimana PPnBM DTP Kendaraan Listrik Baterai (KBLBB) dan DTP PPN untuk KBLBB.
Dalam kesempatan tersebut, Agus memerintahkan produsen mobil hybrid untuk segera mendaftarkan mereknya ke Kementerian Perindustrian agar bisa menikmati insentif yang disiapkan pemerintah mulai 1 Januari 2024.
“Sebenarnya program LC EV sudah diatur dalam Permenperin No. 36/2021, termasuk hibrida yang juga mengatur besaran TKDN yang harus dijadikan patokan bagi peserta program ini,” kata Agus. Kabar baik untuk BYD, Citroen dan Aion
Agus menambahkan, pada tahun 2024 ini kabarnya akan ada 3 perusahaan yang berkomitmen membangun fasilitas produksi atau pabrik mobil di Indonesia, khususnya mobil listrik (electric vehicle/EVs). Mereka adalah BYD, Citroen dan GAC AION.
Ketiga perusahaan ini akan menikmati insentif stimulus yang sebelumnya disampaikan oleh Menko dan Menteri Keuangan, yaitu bebas bea masuk dan PPnBM DTP 15%, kata Agus.
“Ini merupakan upaya pemerintah untuk memberikan pesan kepada investor bahwa regulasi di Indonesia cukup kompetitif, termasuk insentif dan insentif. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah menjadikan Indonesia sebagai hub produksi KBLBB di ASEAN,” kata Agus.
(dce/dce) Simak video berikut: Video: Impian, Pilihan, dan PPN 12% Industri Otomotif yang Akan Diterapkan di 2025 Video Artikel Berikutnya: BYD Luncurkan MPV Listrik, Toyota Tertarik?