Jakarta, ILLINI NEWS – Pemerintah Indonesia akan memperluas sistem digital untuk memantau aktivitas perekonomian beberapa perusahaan, selama ini untuk sumber daya batubara, timah, dan nikel bernama Simbara belum ada sistem informasi pengelolaan mineral dan batubara.
Industri yang akan dimasukkan dalam sistem pemantauan digital adalah sektor kelapa sawit dari atas hingga bawah. Oleh karena itu, sistem Simbara akan dibentuk untuk memantau sektor kelapa sawit.
Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), M. Ferman Hidayat pada Simposium Nasional Outlook Perekonomian Indonesia 2025, Jakarta, Jumat (21/11/2024): “Kami juga akan membangun sistem yang sama untuk kelapa sawit.”
Melalui sistem seperti Simbara, aktivitas perekonomian di industri kelapa sawit akan diawasi secara ketat dari atas hingga bawah, mulai dari konsumsi domestik hingga aktivitas ekspor, kata Fairman.
“Untuk mencegah kebocoran saat ini, kita bisa meningkatkan pendapatan negara berupa pajak dan PNBP,” kata Ferman.
Seperti diketahui, pemerintah melalui Simbara telah melakukan berbagai upaya penyelamatan kebocoran pendapatan negara, termasuk mencegah aktivitas penambangan liar senilai Rp3,47 triliun pada tahun 2022.
Selanjutnya, pendapatan negara yang diperoleh dari data analisis dan pengaduan yang disampaikan pelaku usaha sebesar Rp 2,53 triliun, selain penyesuaian pendapatan dari penerapan rezim larangan dan juga sebagian dari Simbara senilai Rp 1,1 triliun.
“Jadi pengalaman batubara menunjukkan bahwa digitalisasi ini akan menambah data yang saat ini belum kita miliki sehingga kita bisa menaikkan pajak,” kata Fairman. (arj/haa) Simak videonya di bawah ini: Video: Lagu Kenaikan PPN 12%, Masyarakat Ditentang, Malah Ingin Ditunda Artikel selanjutnya Untuk menghindari pelarian Nikel-Timah RI, Sri Mulyani: Pak Luhut yang paling berapi-api.