JAKARTA, ILLINI NEWS – Menteri Pertahanan Israel yang baru saja digulingkan Yoav Gallant mengumumkan bahwa militer Israel telah mencapai semua tujuannya di Gaza. Ia juga mengungkapkan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak kesepakatan pertukaran sandera demi perdamaian, meski mendapat dukungan dari pasukan keamanan Israel.
“Tidak ada lagi yang bisa dilakukan di Gaza,” kata Gallant dalam pertemuan dengan keluarga sandera, Kamis (7/11/2024), dua hari setelah dia dicopot oleh Netanyahu.
Menurut laporan Channel 12, dia menambahkan, “Ini sukses besar.” Gallant juga menegaskan bahwa gagasan Israel untuk tetap berada di Gaza demi stabilitas adalah “sebuah gagasan yang tidak layak mengorbankan nyawa tentara.”
Gallant mengatakan alasan Netanyahu menolak pertukaran sandera bukan karena alasan militer atau politik, namun karena “alasan diplomatik.” Netanyahu menolak usulan pertukaran dengan Hamas yang akan membebaskan sandera Israel di Gaza dengan tahanan Palestina di penjara-penjara Israel.
“Komandan IDF dan saya mengatakan tidak ada alasan keamanan untuk berada di zona Philadelphia,” katanya kepada keluarga para sandera, The Guardian melaporkan.
Callant, yang bukan bagian dari pemerintahan, menyatakan keprihatinannya atas keputusan Netanyahu yang mengutamakan kepentingan politik di atas keamanan dan keselamatan Israel.
Pernyataan Gallant menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Israel. Keluarga sandera yang masih berada di Gaza mengkritik Netanyahu karena memperpanjang konflik hingga menunda pemilu baru.
Upaya Amerika
Pemerintah AS, melalui pemerintahan Presiden Joe Biden, telah berusaha mencapai kesepakatan yang mencakup gencatan senjata sementara di Gaza sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera.
Namun, Netanyahu skeptis terhadap ketentuan tersebut dan bersikeras bahwa Israel mempertahankan kehadirannya di sepanjang perbatasan Gaza-Mesir, yang tidak dapat diterima oleh Hamas. Seorang pejabat AS mengatakan Netanyahu merupakan hambatan yang lebih besar bagi perdamaian dibandingkan Hamas.
Di Gaza, konflik berkepanjangan telah menewaskan lebih dari 43.000 warga Palestina dalam 13 bulan terakhir, menurut pejabat kesehatan Hamas, kata PBB.
Dengan puluhan warga Palestina dilaporkan tewas pada hari Kamis, IDF masih memerintahkan warga sipil untuk pindah ke utara.
Di saat yang sama, Lebanon juga dilanda serangan udara Israel yang menewaskan 3.000 orang dalam enam minggu terakhir. Di Lebanon, Hizbullah, kelompok militan Syiah, terus menyerang Israel sebagai pembalasan atas pemboman di Gaza.
Pada hari Rabu, serangan udara Israel di Lembah Bekaa menewaskan 30 orang di Lebanon, sementara IDF mengatakan pihaknya menewaskan 60 pejuang Hizbullah dalam 24 jam terakhir.
(luc/luc) Tonton video di bawah ini: Video: Yoav Ungkap Alasan Tolak Kesepakatan Pertukaran Sandera Artikel Selanjutnya Pemerintah Israel Rusak, Menteri Pertahanan Netanyahu Bilang Harus Diselidiki