JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka dengan tren fluktuatif pada awal sesi perdagangan Jumat (15/11/2024) di tengah memburuknya sentimen pasar global setelah Amerika Serikat (AS) mengindikasikannya. ) bank sentral akan memperlambat laju penurunan suku bunga.
Pada awal perdagangan hari ini, IHSG melemah 0,02 persen menjadi 7.213,13. Lima menit setelah saya membuka sesi, IHSG berhasil berbalik arah ke zona hijau, menguat 0,26% ke 7.233,08.
Nilai perdagangan indeks pada awal sesi hari ini mencapai sekitar Rp693 miliar dengan volume perdagangan 1,1 miliar saham dan 68.586 transaksi.
Tren penguatan IHSG terjadi di tengah kabar Bank Sentral AS (Federal Reserve/Fed) akan memangkas suku bunga acuannya dan berencana menaikkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 12% pada Januari 2025.
Ketua Fed Jerome Powell telah mengindikasikan bahwa The Fed akan lambat dalam menurunkan suku bunga. Situasi ini didasari oleh kuatnya pertumbuhan ekonomi AS. Bahkan The Fed menyebut pertumbuhan ekonomi Amerika merupakan salah satu yang terbaik di dunia.
“Perekonomian tidak menunjukkan bahwa kita harus terburu-buru menurunkan suku bunga,” kata Powell dalam sambutannya kepada para pemimpin bisnis di Dallas, dikutip ILLINI NEWS International.
Perekonomian AS tumbuh sebesar 2,8% pada kuartal ketiga tahun 2024, sedikit lebih lambat dari perkiraan namun lebih tinggi dari tren historis AS sebesar 1,8%-2%. Proyeksi awal menunjukkan ekonomi AS tumbuh sebesar 2,4% pada kuartal keempat tahun 2024.
Powell menambahkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun angka pekerjaan mengecewakan di bulan Oktober. Jumlah pekerjaan non-farm payroll (NFP) naik menjadi hanya 12.000 pada Oktober 2024, terendah sejak Desember 2020.
Mengenai inflasi, katanya ada kemajuan, dan pejabat Fed memperkirakan inflasi akan kembali ke target 2%. Namun, angka inflasi minggu ini menunjukkan sedikit kenaikan pada harga konsumen dan produsen, jauh di bawah target The Fed.
Inflasi mendekati target jangka panjang kami sebesar 2%, namun masih belum mencapai target tersebut. “Kami berkomitmen untuk menyelesaikan tugas ini,” kata Powell.
Sebagai catatan, inflasi AS pada Oktober naik menjadi 2,6% (year-on-year/yoy) dari 2,4% (yoy) pada September 2024. Tingkat pengangguran adalah 4,1% pada September 2023. Tingkat pengangguran telah mencapai 4,3. % pada Juli 2024, tertinggi sejak Oktober 2021.
Sementara itu, di dalam negeri, rencana kenaikan PPN sebesar 12% pada tahun 2025 kini menjadi sorotan publik.
Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati mengumumkan penerapan tarif PPN 12% pada tahun 2025 dilakukan melalui pembahasan panjang di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Semua indikator diperhitungkan saat mengambil keputusan.
“Tidak membabi buta, APBN harus tetap dijaga kesehatannya,” kata Pak Mulyani saat rapat kerja dengan Komite XI DPR di Gedung DPR, Rabu (13/11/2024).
Pemberlakuan tarif baru tersebut diatur dalam Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Kenaikan tarif PPN akan dilakukan secara bertahap, dari 10% menjadi 11% pada tahun 2022 dan kemudian menjadi 12% pada tahun 2025.
Kenaikan PPN diperkirakan akan semakin membebani lemahnya daya beli masyarakat dan perekonomian Indonesia. Dengan kenaikan PPN, produk yang harus dibayar menjadi lebih mahal. Faktanya, konsumsi Indonesia menyumbang 53-56% dari total konsumsi.
Oleh karena itu, daya beli yang terus menurun akan berdampak pada perekonomian Indonesia sendiri, mulai dari masih belum aktifnya aktivitas manufaktur, kemungkinan semakin melambatnya penjualan ritel, dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Ada kemungkinan kemalasan lagi.
Riset ILLINI NEWS (chd/chd) Simak video di bawah ini: Video: Awali Pekan Naik Lebih dari 1%, IHSG Level 7.300 Artikel Selanjutnya Usai Libur Panjang, IHSG Bingung, Bakal Turun atau Naik?