Jakarta, ILLINI NEWS – Data terkini Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan inflasi harga konsumen (IHK) sebesar 0,08 persen pada bulan Oktober 2024, mengakhiri penurunan harga selama lima bulan sebelumnya. Namun, masih ada 10 daerah yang harganya turun.
Penurunan harga yang terus berlanjut di beberapa daerah menunjukkan adanya perubahan harga di berbagai daerah.
Secara keseluruhan, kelompok pengguna Perawatan Pribadi & Jasa Lainnya dan Makanan & Minuman/Restoran mengalami kenaikan harga tertinggi masing-masing sebesar 0,94% dan 0,25% bulan ke bulan juga mengalami kenaikan harga. setelah berkontribusi terhadap deflasi.
Sejumlah produk penting seperti daging ayam, telur ayam, dan bawang bombay menjadi penyebab kenaikan harga produk pada kelompok ini, yang menunjukkan bahwa daya beli di beberapa daerah mulai kembali bergerak.
Harga emas menjadi pendorong utama inflasi pada bulan Oktober, melonjak 35,82% year-on-year (y-o-y), didorong oleh ketidakpastian global yang meningkatkan permintaan emas sebagai instrumen lindung nilai.
Pesatnya kenaikan harga emas di seluruh dunia tidak langsung diperhitungkan oleh pasar dalam negeri, mengingat pengaruhnya terhadap kenaikan harga dalam negeri cukup besar.
Namun penurunan terjadi di 10 kabupaten yang menunjukkan daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya.
Direktur Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi INDEF Andry Satrio Nugroho mengatakan penurunan harga ini menunjukkan masih adanya daya beli masyarakat.
Hal ini juga terlihat dari Indeks Manajer Pembelian (PMI) manufaktur Indonesia yang masih berada pada kisaran rendah, yakni sebesar 49,2 pada Oktober 2024.
Situasi perekonomian di Indonesia yang juga terdampak dengan tingginya angka pengangguran (PKK) membuat pemulihan daya beli sangat sulit dilakukan. Hingga September 2024, sekitar 53.000 pekerja kehilangan pekerjaan sehingga memberikan tekanan pada pendapatan dan belanja pemerintah.
Pemerintah berharap dengan berkembangnya daya beli, lapangan kerja di dalam negeri kembali meningkat sehingga mendorong pemulihan ekonomi dan industri.
Berikut daftar 10 daerah yang mengalami deflasi bulanan:
Daerah-daerah tersebut mengalami penurunan harga dibandingkan bulan sebelumnya, meskipun secara tahunan masih mengalami inflasi.
Penurunan harga terbesar terjadi di Kepulauan Maluku Utara yang mencatat penurunan sebesar -1,05%. Kabupaten ini memiliki IHK sebesar 107,52 dengan peningkatan tahunan sebesar 2,20%.
Papua Barat menyusul dengan penurunan bulanan sebesar -0.59%, CPI sebesar 106.78 dan penurunan tahunan sebesar 2.05%. Gorontalo menempati urutan ketiga dengan deflasi bulanan sebesar -0,57%, dengan IHK sebesar 105,51 dan inflasi tahunan sebesar 0,81%.
Dataran Tinggi Papua juga mencatat penurunan signifikan sebesar -0,70% pada CPI sebesar 109,35 dan kenaikan tahunan tertinggi di antara 10 wilayah tersebut sebesar 2,85%.
Kepulauan Bangka Belitung mencatatkan penurunan sebesar -0,18% dengan CPI sebesar 103,57 dan kenaikan tahunan sebesar 0,22%. Penurunan serupa juga terjadi di Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur, masing-masing sebesar -0,17% dan -0,16%.
Sulawesi Tenggara mencatatkan IHK sebesar 105,94 dan inflasi tahunan sebesar 0,71%, sedangkan Kalimantan Timur memiliki IHK sebesar 106,52 dan inflasi tahunan sebesar 1,75%. Papua Barat Daya mencatatkan penurunan bulanan sebesar -0.15% dengan CPI sebesar 105.51 dan penurunan tahunan sebesar 2.00%.
Sedangkan Aceh mengalami -0,08% dengan IHK 106,21 dan inflasi tahunan 1,69%, disusul Bengkulu yang deflasi -0,09% dengan IHK 105,39 dan inflasi tahunan 1,34%.
Penurunan harga dari bulan ke bulan ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mendorong turunnya harga di beberapa daerah, seperti penurunan harga komoditas atau faktor cuaca lainnya.
ILLINI NEWS GRATIS (tsn/tsn)