Jakarta, ILLINI NEWS – Harga emas terus naik pada hari Rabu karena melemahnya dolar setelah data inflasi inti AS tidak memenuhi ekspektasi, mengurangi tekanan inflasi dan menghidupkan kembali ekspektasi bahwa siklus pelonggaran Federal Reserve mungkin belum berakhir.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas dunia pada Rabu (15/1/2025) di pasar spot berada pada level $2.695,82 per troy ounce, naik 0,7% dari level sebelumnya.
Sementara itu, harga emas stabil di level $2.696,04 per troy ounce pada awal perdagangan Kamis (16/1/2025), naik 0,01%.
Tidak termasuk komponen makanan dan energi yang bergejolak, inflasi inti (CPI inti) naik 3,2% tahun-ke-tahun, dibandingkan dengan perkiraan kenaikan sebesar 3,3%, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengatakan pada hari Rabu.
“IHK inti sedikit di bawah ekspektasi. Itu sedikit positif untuk emas…Itu berarti The Fed tidak akan mengesampingkan kemungkinan penurunan suku bunga,” kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.
“Peluang penurunan suku bunga pada bulan Januari hampir nihil, namun kami memperkirakan akan terjadi penurunan suku bunga pada akhir tahun ini.”
Pasar kini memperkirakan The Fed akan menetapkan suku bunga sebesar 40 basis poin (bps) pada akhir tahun, dibandingkan dengan sekitar 31 bps sebelum data inflasi dirilis.
Indeks dolar (.DXY) melemah 0,1% membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10-tahun yang menjadi acuan (US10YT = RR) juga turun.
Investor khawatir bahwa kemungkinan kenaikan suku bunga setelah kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih minggu depan dapat memicu inflasi dan membatasi kemampuan The Fed untuk menurunkan suku bunga secara lebih signifikan.
Emas, yang tidak memberikan keuntungan apa pun, dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi, meskipun suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tariknya.
Namun, ketidakpastian mengenai tarif dan kebijakan perdagangan Trump terhadap perekonomian global dan potensi dampaknya terhadap pertumbuhan kemungkinan akan mempertahankan permintaan emas sebagai aset safe-haven, kata Zain Vawda, analis pasar di MarketPulse OANDA.
RISET ILLINI NEWS (Balapan/Balap)