Jakarta, ILLINI NEWS – Tingkat kejahatan di Indonesia telah meroket, sementara tingkat penyelesaian kasus di negara ini masih rendah.
Tingkat kejahatan di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang mengkhawatirkan pada tahun 2022, sehingga menimbulkan tantangan serius bagi penegakan hukum dan keamanan masyarakat.
Situasi ini menunjukkan bahwa meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menjaga stabilitas, namun terjadi lonjakan kejahatan di berbagai sektor, yang mengindikasikan perlunya perbaikan sistem penyidikan dan pencegahan.
Menurut data resmi Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kasus kejahatan yang dilaporkan di Indonesia mengalami peningkatan signifikan, yaitu sebanyak 372.965 kasus pada tahun 2022.
Angka tersebut meningkat tajam sebesar 55,74% dibandingkan tahun lalu, yang menunjukkan tren yang sangat mengkhawatirkan dalam hal stabilitas sosial.
Peningkatan laporan kejahatan paling nyata terjadi di tiga wilayah utama, yakni Jawa Timur, Sumatera Utara, dan DKI Jakarta. Jawa Timur mencatatkan laporan terbanyak dengan 51.905 kasus, disusul Sumatera Utara 43.555 kasus, dan Metro Jaya yang mendapat 32.534 laporan tindak pidana.
Peningkatan jumlah ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai efektivitas sistem keamanan yang ada, terutama di daerah padat penduduk dan pusat ekonomi yang rentan terhadap kejahatan.
Meskipun jumlah kasus meningkat, kemampuan polisi dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut masih menjadi tantangan besar.
Persentase penyelesaian perkara pidana di Tanah Air hanya mencapai 38,12%. Di antara wilayah terdampak, Polda Jatim mencatat persentase penyelesaian kasus mencapai 103,37% yang berarti sebagian besar kasus pada tahun-tahun sebelumnya juga berhasil diselesaikan.
Sebaliknya, Polda Metro Jaya mencatat tingkat penyelesaian kasus yang sangat rendah, yaitu hanya 5,82% yang menunjukkan perlunya upaya lebih besar untuk meningkatkan penegakan hukum di bidang tersebut.
Situasi ini menyoroti tantangan utama dalam menjamin ketertiban dan keamanan di Indonesia. Upaya tambahan diperlukan untuk meningkatkan respons penegakan hukum terhadap kejahatan, khususnya di wilayah di mana kejahatan telah dilaporkan.
Mengingat kondisi yang ada, pengembangan sistem pemantauan dan koordinasi antar otoritas hukum merupakan kunci untuk mengurangi kejahatan di masa depan.
RISET ILLINI NEWS (tsn/tsn) Simak video di bawah ini: Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tak Bisa Dinegosiasikan!