JAKARTA, ILLINI NEWS – Harga batu bara terus tertekan dengan tren penurunan selama lima hari berturut-turut. Penyebab utama turunnya harga pasir hitam adalah lemahnya permintaan.
Harga batu bara ditutup pada $125 per ton, menurut Refinitiv. Harganya turun 0,4%. Hal ini memperpanjang tren negatif pelemahan batubara. Harga pasir hitam turun 4,1% selama lima hari berturut-turut.
Harga penutupan kemarin juga merupakan yang terendah sejak 22 Maret 2024 atau dalam sembilan bulan terakhir. Harga batu bara turun akhir tahun ini. Sepanjang bulan Desember, harga turun 9%.
Pelemahan harga batu bara disebabkan oleh menurunnya permintaan, khususnya dari Eropa.
Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa pembangkit listrik berbasis batu bara di Uni Eropa diperkirakan akan menurun sebesar 16% tahun-ke-tahun pada tahun 2024. Jumlah ini setara dengan konsumsi sebesar 224 juta ton, atau hanya 10% dari total konsumsi. . Permintaan listrik di wilayah tersebut
Permintaan dari Tiongkok masih tinggi, namun diperkirakan akan menurun pada tahun depan.
Tiongkok mengimpor batu bara sebanyak 342,5 juta ton pada Januari-Oktober 2024, naik 14,4%. Namun, proyeksi menunjukkan bahwa permintaan Tiongkok mungkin melambat tahun depan.
Departemen Perindustrian, Ilmu Pengetahuan dan Sumber Daya Alam Australia memperkirakan impor batu bara Tiongkok akan mencapai 3.300 juta ton pada tahun 2025. Permintaan yang lemah, produksi dalam negeri yang lebih tinggi, dan bauran energi telah menyebabkan penurunan permintaan.
Selain China, permintaan dari negara-negara Asia seperti Jepang dan Korea Selatan juga melemah dan diperkirakan akan terus menurun di masa depan. Kabar dari Eropa pun tak kalah tragisnya.
Impor batu bara Jepang turun 3,1%, Korea Selatan sebesar 5,6%, Taiwan sebesar 6,2%, dan Eropa sebesar 32,7% pada Januari-Oktober 2024.
Riset ILLINI NEWS [email dilindungi] (mae/mae)