illini berita Insentif Mobil Listrik Berlanjut, Sektor Ini Bakal Pesta Cuan

JAKARTA, ILLINI NEWS – Sejumlah eksportir akan merasakan manfaat insentif pajak pertambahan nilai (PPN) kendaraan listrik pada tahun 2025.

Sektor yang terkena dampak positif adalah keuangan, khususnya multifinancing. Sebab akan menambah pendapatan dari penyaluran kredit kendaraan listrik pribadi.

Di bawah ini adalah daftar dana keuangan:

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah memperpanjang insentif Pajak Barang Mewah (PPNBM) (DTP) 100% untuk kendaraan listrik hingga tahun 2025.

Insentif tahun 2025 telah disetujui dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 135 PPNBM DTP 2025 Tahun 2024. Aturan tersebut terbit pada 31 Desember 2024 dan berlaku pada masa pajak Januari 2025 hingga Desember 2025.

Mobil listrik sendiri mendapat sejumlah insentif mulai tahun 2024. Yang pertama adalah PPN DTP kendaraan listrik. Beberapa mobil listrik akan mendapat kenaikan potongan PPN dari pemerintah, misalnya pada tahun 2024. Mobil listrik akan dikenakan PPN 11%, selama promosi mobil listrik akan dikenakan PPN 1%.

Insentif ini diharapkan dapat mendongkrak pembelian kendaraan listrik pada tahun 2025.

Kebijakan PPNBM DTP tahun 2025 juga berlaku untuk kendaraan listrik Complete Assembly (CBU) dan Complete Knockdown (CKD).

Pada tahun 2024, penjualan kendaraan listrik diperkirakan akan menurun. Menurut Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), penjualan kendaraan listrik periode Januari-November 2024 sebanyak 162.320 unit, turun 28.552 unit atau 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan penjualan ritel mencapai 163.533 unit, turun 17.475 unit atau 10% dibandingkan tahun lalu.

Meski ada insentif dari pemerintah, namun banyak faktor yang menjadi penyebab menurunnya penjualan mobil. Dampak terbesarnya adalah menurunnya daya beli masyarakat pada tahun 2024, terutama di kalangan konsumen besar yaitu kelas menengah.

Jannes Martins Passaribo dari Auto Observer menemukan penurunan penjualan kendaraan listrik disebabkan oleh pembaruan fitur.

Ia mengatakan kepada ILLINI NEWS, “Selain itu, ekspektasi konsumen terhadap peluncuran berbagai model EV (kendaraan listrik) baru dengan harga mendekati LCGC juga berkontribusi terhadap penurunan penjualan. Selain itu, siklus pembelian pun berubah.” Rabu (14/8/2024).

“Yang berkembang saat ini adalah pada bulan September-Oktober akan lebih banyak lagi EV baru dengan harga terjangkau serta fitur dan teknologi baru yang setara dengan LCGC buatan Jepang. Serta memberikan garansi baterai hingga 8 tahun, tenor lebih lama, layanan 3S menjadi lebih baik dan lebih baik lagi,” jelas Yannis.

Meski tahun 2024 merupakan tahun yang lambat, para ahli memperkirakan penjualan kendaraan listrik akan meningkat pada tahun 2025. S&P Global Mobility memperkirakan penjualan global kendaraan listrik akan mencapai 15,1 juta unit pada tahun 2025, meningkat 30% dibandingkan tahun 2024.

Namun, S&P Global Mobility meyakini masih banyak tantangan ke depan yang memerlukan perhatian.

“Melihat ke depan setelah tahun 2025, terdapat banyak ketidakpastian mengenai laju elektrifikasi, khususnya pengisian infrastruktur, kapasitas jaringan, rantai pasokan baterai, tren pengadaan global, hambatan tarif perdagangan, tingkat kemajuan teknologi dan tingkat dukungan bagi produsen. Kebijakan ‘ diperlukan untuk memfasilitasi transisi dari bahan bakar fosil ke alternatif listrik,” mengutip S&P Global Mobility.

Riset ILLINI NEWS (Kompetisi/Kompetisi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *