JAKARTA, ILLINI NEWS – Presiden Prabowo Subianto kembali menorehkan sejarah kepemimpinan baru dengan melantik jajaran menteri dan wakil menteri merah putih di Gedung Negara pada Senin, 21 Oktober 2024.
Berita-berita yang dicuri orang-orang di balik politik yang sedang berlangsung karena orang Papua adalah anak-anak yang baik. Tak hanya mewakili negaranya, mereka juga membawa kearifan dan rasa perubahan bagi Indonesia.
Nama-nama yang meragukan menduduki jabatan strategis tersebut antara lain Bahlil Lahadalia yang saat ini menjabat Menteri Energi dan Mineral (ESDM), Natalius Pigai sebagai Menteri Hak Asasi Manusia (HAM), dan Dr. Wakil Menteri Dalam Negeri Rebecca Haluk adalah perempuan pertama dari Dataran Tinggi Papua yang memegang jabatan tersebut. Keputusan ini mewakili harapan baru dimana keberagaman tidak hanya diterima, namun juga dirayakan.
Lantas, siapakah sosok dan pilar bangsa Papua, Bahlil Lahadalia, pemimpin yang paling lama menjabat di pemerintahan?
Bahlil Lahadlia menjadi salah satu tokoh yang paling banyak dibicarakan tahun ini. Namanya menjadi sorotan karena prestasi politiknya, termasuk tersingkirnya Erlanga Hartarato dari jabatan Ketum Partai Golkar.
Baru-baru ini, Bahlil dilantik menjadi Menteri ESDM pada Pemerintahan Merah Putih pada pasangan Prabowo Subianto – Jibran Rakabuming Raqa periode 2024-2029. Dia hanya menjabat satu periode di bawah Presiden Joko Widodo.
Bahlil sebenarnya berada di Banda, Maluku pada 7 Agustus 1976. Namun namanya lekat dengan Papua dan kerap disebut putra Papua karena ia menghabiskan seluruh hidupnya di Papua setelah pindah ke Papua untuk bersekolah di SMA dan bersekolah di SMA YAPIS Phakfak di Papua Barat.
Ia kemudian melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbe Jayapura, Papua dan aktif di organisasi lokal serta pernah menjadi ketua senat mahasiswa.
Ia terjun ke dunia politik dengan bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Keluarga inilah yang mengantarkannya menduduki posisi puncak sebagai Bendahara Utama PB HMI. Sejak bergabung dengan Himpunan Investor Indonesia (HIPMI) pada tahun 2003, karirnya semakin sukses.
Beliau pernah menjabat sebagai Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Papua sebelum mampu menduduki posisi puncak di HIMPI sebagai CEO pada tahun 2015-2019.
Bahlil pertama kali bergabung dengan pemerintah sebelum diangkat menjadi Kepala Kementerian pada Juni 2021 ketika Presiden Joko Widodo mengangkatnya menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada Oktober 2019.
Ia kemudian menggantikan Arifin Tasrif sebagai Menteri Energi dan Mineral pada 19 Agustus 2024.
Namanya melejit sejak menggantikan Erlanga Harterto yang mengundurkan diri sebagai Ketum Golongan Karya (Golkar). Bahlil dilantik menjadi Ketum Golkar pada Musyawarah Nasional Golkar (MUNAS) XI yang digelar pada 21 Agustus 2024 di JCC Senayan, Jakarta.
Bahlil diakui berhasil dan diperbolehkan menjadi calon Kepala Eksekutif (Caketum) saja.
Natalius Pigai, aktivis hak asasi manusia yang mempunyai komitmen besar
Natalius Pigai, seorang Papua, berharap menjadi menteri hak asasi manusia. Pigai sudah dikenal sebagai aktivis hak asasi manusia dan pernah menjadi anggota Komnas HAM pada periode 2012-2017. ‘Hak asasi manusia menjadikannya pilihan yang tepat untuk memimpin kementerian ini. Pigai juga terlibat dalam tim kuasa hukum Prabowo-Gibran pada Pemilu 2024 sehingga memperkuat posisinya di pemerintahan.
Rebecca Haluk, perempuan Papua pertama yang menjadi Menteri Administrasi Negara Dr. Rebecca Haluk mengukir sejarah sebagai perempuan asli Papua pertama yang diangkat menjadi Wakil Menteri Dalam Negeri. Sebelum dilantik, Rebekah menjabat sebagai Gubernur Sementara Papua Nugini pada November 2022 hingga Oktober 2024. Ia menjadi gubernur wanita pertama di Sanderwasih.
Ia memiliki latar belakang yang kuat di bidang administrasi publik, termasuk menjabat sebagai Direktur Kesejahteraan Sosial dan Direktur Badan Pemberdayaan Perempuan Papua. Pendidikan formalnya di Universitas Sanderwasih dan Universitas Garut, hingga memperoleh gelar Doktor Ilmu Manajemen.
Rebekah memulai karirnya di pemerintahan pada tahun 2001 dan terus naik pangkat hingga menduduki berbagai posisi. Ia dipuji atas perannya dalam memperkuat pelayanan publik dan memberdayakan perempuan di wilayah Papua. Penunjukan Rebekah sebagai Menteri Dalam Negeri memperkuat keterwakilan perempuan dan masyarakat Papua di pemerintahan Prabowo-Gibran.
Ketiga angka ini merupakan indikasi nyata masuknya pemerintahan Merah Putih, sekaligus membawa harapan akan adanya perubahan besar dalam pemerintahan tersebut.
ILLINI NEWS Research Indonesia (emb/emb) Simak video di bawah ini: Prabowo: Benar-Benar Terpuruk, Jangan Bicara!