Jakarta, ILLINI NEWS – Arwana, ikan bernyanyi yang dikenal dengan nama “dragonfish”, menjadi salah satu produk Indonesia yang paling digemari. Kualitas sisik dan nilai tradisionalnya membuat ikan ini menjadi incaran pasar internasional.
Sebagai salah satu produsen terbesar dunia, Indonesia tidak hanya mendisrupsi pasar dalam negeri namun juga memasuki pasar internasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor Indonesia pada tahun 2024 akan berkinerja baik terutama di antara lima negara tujuan ekspor. China merupakan eksportir terbesar arwana Indonesia dengan nilai perdagangan sebesar USD 9,15 juta atau setara dengan 75.464 kg arwana. Permintaan arwana terus berlanjut di Tiongkok, negara dengan budaya yang menjunjung tinggi simbol keberuntungan.
Popularitas warna super merah yang konon membawa keberuntungan semakin memperkuat pasar China. Harga per kilo di pasar ini mencerminkan nilainya yang tinggi, seringkali mencapai ribuan dolar per hewan tergantung kualitas dan ukurannya.
Jepang berada di peringkat kedua dengan nilai ekspor $491.000 dan arwana sekitar 4.137 kg. Pasar Jepang terkenal sangat selektif dan mengutamakan kualitas.
Bagi eksportir arwana Indonesia, memenuhi standar Jepang merupakan tantangan sekaligus peluang. Ikan yang diekspor ke negara ini biasanya bersumber dari peternakan terbaik di Indonesia, sehingga menghasilkan kualitas terbaik dalam segala hal.
Vietnam, Taiwan, dan Thailand masuk dalam daftar lima besar negara pengekspor arwana Indonesia. Dari segi bobot, Vietnam menonjol dengan bobot maksimal 15.258 kg, menunjukkan besarnya permintaan terhadap peternak kecil atau muda di negara tujuan. Sementara itu, Taiwan dan Thailand tetap menjadi pasar karena meningkatnya minat kolektor ikan dan batu permata.
Nilai ekspor tersebut tidak lepas dari ketimpangan arwana Indonesia yang sulit diatasi oleh negara lain. Ikan ini tidak hanya menjadi simbol keberuntungan, tapi juga simbol eksotisme Asia Tenggara. Selain itu, langkah-langkah pengelolaan gulma modern dan perlindungan spesies arwana langka telah menjadikan populasinya berkelanjutan dengan tetap menjaga kualitas produk ekspor.
Tak bisa dipungkiri, tingginya harga jual yang diterimanya di pasar dunia juga disebabkan oleh ketatnya peraturan ekspor. Sebagai spesies yang terdaftar dalam CITES (Convention on International Trade in Endangered Species), arwana yang diekspor memerlukan sertifikasi dan pemantauan ketat. Hal ini tidak hanya memberinya sebuah produk, namun juga sebuah tanda bahwa Indonesia berkomitmen terhadap bisnis berkelanjutan.
Kesuksesan global arwana Indonesia menjadi bukti bahwa keanekaragaman hayati negara ini sangat kompetitif. Dengan menjaga kualitas, mengedepankan keberlanjutan, dan terus memperluas pasar, Indonesia berpeluang mempertahankan posisinya sebagai pemain utama industri ikan hias global. Di tengah gemerlapnya sisik arwana, masa depan bisnis perikanan Indonesia tampak cerah. Investigasi ILLINI NEWS
(menyematkan/menyematkan)