Jakarta, ILLINI NEWS: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mencatat ada perbedaan tren antara situasi lapangan dan data makroekonomi. Misalnya saja, meski pertumbuhan ekonomi tinggi, data daya beli masyarakat menunjukkan kelemahan.
“Banyak peristiwa yang menunjukkan kepercayaan konsumen atau indeks penjualan eceran, sehingga variasinya kecil jika ingin menunjukkannya,” kata Jakarta. Sri Mulyani saat berpidato di Rapat Kelompok Kerja Komisi XI DPR di Gedung DPR. 13/11/2024)
Pada triwulan III tahun 2024, perekonomian nasional tumbuh sebesar 4,95%. Sebagai penyumbang konsumsi rumah tangga terbesar hanya tumbuh sebesar 4,91%.
Sementara itu, pada survei konsumen Bank Indonesia (BI) Oktober 2024, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) mengalami pelemahan cukup signifikan. Kepercayaan pada kelas menengah adalah yang terburuk.
Dalam survei konsumen BI kali ini, IKK Oktober 2024 terlihat berada di level 121,1. Tingkat kepercayaan ini mengalami penurunan sebesar 2,4 poin dibandingkan September 2024 yang sebesar 123,5. Pada bulan Oktober 2024, tingkat IKK merupakan yang terendah dalam 2 tahun terakhir.
Indeks Penjualan Riil (IPR) Oktober 2024 akan mencapai 209,5 atau pertumbuhan melambat menjadi 1,0% (yyyy). Namun secara bulanan, IPR mengalami penurunan sebesar 0,5% (mtm) pada bulan Oktober. Sedangkan IPR Oktober 2024 lebih rendah dibandingkan IPR September yang mencapai 210,6.
Sri Mulyani dari APBN mengatakan, hal itu dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat. Mulai dari perlindungan sosial hingga insentif pajak.
“Jadi untuk menopang pertumbuhan ekonomi, efeknya mungkin berbeda-beda, tapi APBN selalu menggunakan kebijakan, bukan sekedar narasi, sehingga APBN bisa melawan tekanan rumah tangga atau perekonomian, dunia usaha, pelaku usaha,” ujarnya (rsa/.mij) Simak videonya dibawah: Video : Sri Mulyani Beberkan Berbagai Bentuk Perdagangan Manusia ke RI Artikel Selanjutnya Jokowi Anggaran Rp 762 T 6 Bulan Ini Dibelanjakan Untuk Apa?