JAKARTA, ILLINI NEWS – Berbagai ajaran agama kerap menyebutkan bahwa keterlibatan Tuhan dalam melakukan aktivitas dapat mendatangkan kebaikan dan kelembutan. Apakah kamu tidak percaya? Buktinya, dialami langsung oleh T.D. Pardede, seorang pengusaha sekaligus salah satu orang terkaya di Indonesia yang turut serta dalam kegiatan bisnisnya. cerita apa
Tompal Dorianus Pardid merupakan seorang pengusaha Indonesia di dua era berbeda yaitu Orde Lama dan Orde Baru. Awalnya beliau menggeluti bisnis tekstil, namun lambat laun melakukan diversifikasi. Dia kemudian memiliki hotel, taman, klub sepak bola, dan 23 perusahaan lainnya yang bernilai miliaran.
Kesuksesan tersebut menjadikan T.D Pardede menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia pada tahun 1980-an. Banyak orang menjulukinya raja uang. sangat kaya
Namun, kesuksesan T.D. Pardid bukan hanya soal keterampilan akuntansi bisnis, tetapi tindakan sederhana: Partisipasi dan kepercayaan kepada Tuhan dengan pertolongan-Nya saat berbisnis.
Dalam tulisan temannya yang berusia 75 tahun, Dr. Dikenal dengan nama T.D Pardede (1991), sejak awal menekuni usahanya, pria kelahiran 16 Oktober 1926 ini selalu percaya kepada Tuhan yang selalu menolongnya.
Pengusaha itu berkata dari lapangan: “Dengan percaya kepada Tuhan, kita akan mendapatkan kebenaran perang karena kita percaya pada perlindungannya dan kita percaya pada pertolongannya.”
Rasa percaya ini kemudian tercermin dalam filosofi bisnis bernama Valutama yang menjadi landasan operasionalnya. Di Valutama diketahui bahwa T.D. Pardede mengikuti ajaran Tuhan dan meminta para pekerja untuk mengikuti perintahnya.
Hakikat Valutma adalah : ikhlas, berakhlak baik, pekerja keras, cerdas, hidup bersih, sehat, disiplin dan memahami tugas. Jika hal ini tidak dilakukan, maka siklus kerja dan kehidupan tidak akan berjalan lancar.
Namun, TD Pardee juga berpesan, jika sukses dan punya banyak uang, hendaknya setiap orang ingat bahwa rezeki itu datangnya dari Tuhan. Artinya jangan sampai hilang, bangga saja. Karena Tuhan bisa mengambil kembali apa yang telah diberikan kepada kita. Jadi lebih baik harta itu digunakan untuk kemaslahatan rakyat.
“Kita tidak boleh lupa bahwa perintah Tuhan bisa dicabut kapan saja, insya Allah. Selama kita punya harta, berarti Tuhan menghendakinya.”
Berkat filosofi bisnisnya inilah, TD Pardede sangat disegani di Sumatera Utara. Ia benar-benar mempraktikkan perkataannya dan hasilnya dirasakan masyarakat luas. Diketahui, ia aktif membangun rumah sakit, sinagoga, dan sekolah.
Karya T.D. Pardede seharusnya berakhir pada 18 November 1991 ketika ia meninggal di Singapura. (mfa/mfa) Simak video berikut: Video: BI DHE kalahkan SRBI, apakah rupee bisa menguat lawan volatilitas? Artikel Sebelumnya Belum genap 30 tahun, pria ini bekerja 20 menit dan berpenghasilan Rp 600 juta.