Jakarta, ILLINI NEWS – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan
Aplikasi tersebut juga berpotensi mengancam pembangunan berkelanjutan usaha kecil dan menengah (UMKM). Karena itu, pemerintah memblokir pemberitaan tersebut melalui Kominfo.
“Penerapan TEMU dari segi model bisnisnya jelas sejalan dengan regulasi yang ada di Indonesia saat ini, baik dari sisi perdagangan maupun ekosistem UMKM yang perlu kita jaga dan jaga,” kata Direktur Informasi dan Humas (Kominfo Prabunindya). Revta Revolution) Direktur IKP menjelaskannya dalam keterangan resmi, Senin (14 Oktober 2024).
TEMU menghubungkan produk langsung dari pabrik ke konsumen, sehingga memungkinkan terjadinya predatory pricing atau diskon harga, katanya. Hal ini dinilai sangat berisiko bagi UMKM lokal. Sebab jika harga produk luar negeri jauh lebih murah dibandingkan produk usaha kecil, menengah, dan mikro, konsumen pasti akan memilih yang lebih murah.
“Hal ini membuat UMKM kita sulit bersaing,” jelasnya.
Kominfo menilai kehadiran aplikasi-aplikasi tersebut dapat merugikan ekosistem bisnis UMKM, apalagi produk luar negeri tersedia dengan harga yang sangat murah dan mengancam keberlangsungan usaha kecil. Belum terdaftar sebagai PSE
Selain ancaman terhadap UMKM, Prabhu juga menegaskan, aplikasi TEMU sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) belum terdaftar di Indonesia.
“Kalau tidak terdaftar sebagai PSE, ada kemungkinan diblokir,” kata Prabhu.
Penggunaan aplikasi ini masih rendah di Indonesia. Namun jika terjadi peningkatan trafik dan pengaruh yang signifikan, Kominfo akan segera mengambil tindakan.
Dari segi perlindungan konsumen, produk yang dijual TEMU dinilai belum terjamin kualitasnya, apalagi tidak sesuai dengan regulasi Indonesia saat ini.
“Jika suatu produk terlalu murah, kualitasnya tidak terjamin. Ini berbahaya bagi konsumen,” ujarnya.
Untuk menjamin keselamatan konsumen, Kominfo berkoordinasi dengan kementerian terkait (seperti Kementerian Koperasi, UKM, dan Kementerian Perdagangan) untuk menilai potensi risiko PSE yang tidak patuh.
Kominfo akan terus mengkaji aplikasi tersebut berdasarkan standar hukum, lalu lintas pengguna, dan keamanan data.
“Kami akan memblokir secara tegas aplikasi-aplikasi yang tidak sesuai dengan peraturan Indonesia,” tutupnya. Harganya 0%
Sebelumnya, CEO Smesco Indonesia Wientor Rah Mada menyebut Temu sebagai aplikasi e-commerce yang mematikan UMKM Tiongkok. Bahkan, kata dia, aplikasi tersebut sudah menyerbu pasar AS dan Eropa dengan diskon harga hingga 100%, atau pelanggan cukup membayar ongkos kirim.
“Itu semua aplikasi jelek dari China. Kalau dibiarkan masuk (negara kita), UMKM kita pasti mati. Ini kan langsung dari pabrik di China, terus nggak ada penjualnya, nggak ada penjualnya.” , tidak ada penjual, tidak ada penjual.” . Jadi tidak ada komisi tetap seperti e-commerce lainnya,” kata Vento sebelumnya.
Viento mengatakan hampir setiap negara memberikan hibah dalam jumlah besar melalui platform ini. Mereka juga mencatat bahwa dalam beberapa kasus, aplikasi Temu menawarkan harga hingga 0%, atau pelanggan hanya membayar ongkos kirim.
“Jadi kalau nanti mereka menawarkan diskon 90%, hampir semua negara melakukan itu. Kami juga menunjukkan di beberapa kasus mereka membayar 0%. Di AS, mereka membayar 0%. Karena pembeli hanya membayar biaya pengiriman,” ujarnya.
Ia menilai barang-barang yang dijual di platform Temu semuanya merupakan barang-barang yang kurang laku di pasar Tiongkok. Saat itu, Negeri Tirai Bambu sedang ramai dikunjungi sehingga harus mengekspor barang ke luar negeri dan terjual terlalu banyak. Harganya murah.
Hipotesis kami, yang dijual di Temu adalah semua barang yang tidak dijual di China. Barang yang tidak dijual di China kemudian dikirim ke negara lain. Karena situasi perekonomian China saat ini sedang banyak barang. Di luar negeri, salah satu caranya adalah melalui platform yang mereka miliki, dan ini terjadi di Amerika Serikat dan Eropa, jadi kecil kemungkinannya hal tersebut akan dilakukan di negara kita.”
(waktu/waktu) Tonton video di bawah ini: Video: Lebih besar dari Tiktokshop, apakah aplikasi Temu akan mengancam UMKM Indonesia? Artikel sebelumnya Menteri Teten mengingatkan ada aplikasi yang mematikan UMKM pesaing toko TikTok