Jakarta, ILLINI NEWS-Direktur Presiden Atajasa Armand Hermawan mengatakan pemindaian di sektor keuangan bukan hanya slogan, apalagi didukung oleh inklusi keuangan. Oleh karena itu, Artajasa dan pemangku kepentingan akan terus berinovasi sehingga orang dapat merasakan manfaat digitalisasi.
“Digitalisasi bukan slogan, produk -produk publik akan terus berlanjut,” kata Armand di Digital Economic Forum dengan tema “Inovasi Digital dalam Keuangan untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Cepat dan Berkelanjutan”, Selasa (25/2/2025).
Selain itu, menurut Armand, di masa depan, inovasi ini akan fokus pada pengalaman pelanggan dan pelanggan. Di sisi lain, bukti bahwa pemindaian bukan hanya slogan adalah gelombang imam yang menabrak 6,5 juta pengguna pada tahun 2025 dengan transaksi 6,5 miliar RP.
“Oleh karena itu, kami akan memiliki prisit keran di masa depan, membuatnya lebih mudah dan, tentu saja, infrastruktur akan terus dibangun untuk lebih meningkat,” kata Armand.
Juga, tidak terkecuali untuk memindai bahwa tidak hanya Omon-omon adalah cybersecurity.
“Kami akan menjamin bahwa lebih cepat, lebih mudah, lebih dapat diandalkan dan lebih aman, sehingga orang akan lebih mudah dan lebih nyaman untuk melakukan transaksi keuangan,” kata Armand.
Untuk mengamati, Artajasa siap mendukung sistem pembayaran yang andal dan aman di Indonesia. Untuk alasan ini, ia melanjutkan Armand, partainya tidak ragu untuk berinovasi dan juga bekerja sama dengan berbagai pihak dalam menghadirkan teknologi baru untuk mendukung sektor jasa keuangan.
“Artajasa is always ready to support, banks, fintechs and everyone. We can’t grow alone and we will grow together with Finalch, Gopay, Banks, BPD and others. Currently, the ATM together have been connected, said 500 links, logistics, BPJs Health and others,” said Arm, Arm, arm, arm, arm, arm
Dia mengungkapkan bahwa selama 25 tahun pengembangan teknologi digital sangat cepat. Ini dapat dilihat dalam sistem pembayaran atau transaksi di sektor jasa keuangan. Ketika tahun 1990 -an sangat dapat diandalkan untuk transaksi keuangan, perubahan sekarang telah diubah dengan keberadaan mesin EDC, bank internet, emoney dan jepit.
Saat ini, orang selalu mengandalkan platform keuangan digital untuk melakukan berbagai kegiatan keuangan, transaksi, ekonomi, dan investasi. Komunitas ini juga melakukan transaksi digital di hampir setiap peluang dan tempat -tempat di pemasok ritel dan jalan modern.
Didukung oleh sistem pembayaran aman yang aman dan andal, nilai transaksi digital di Indonesia telah meningkat dengan cepat. Bank Indonesia mencatat pembayaran digital pada tahun 2024 untuk mencapai 34,5 miliar transaksi atau tumbuh 36,1% per tahun (tahun demi tahun / yoy).
Secara khusus, pertumbuhan tertinggi terjadi dalam sistem pembayaran PIRS, yang tumbuh 186% dibandingkan dengan 689,07 juta transaksi. Jumlah pengguna QRRIJA pada November 2024 mencapai 55,02 juta dan jumlah pedagang mencapai 35,1 juta, yang sebagian besar adalah pedagang UMKM. (DPU / DPU) Lihat video di bawah ini: Video: Internet lambat, ironi setelah digitalisasi besar -besaran di artikel berikutnya RI melalui transformasi digital berkelanjutan, Telkom mendukung ekonomi hijau