illini berita FBI Peringatkan Pengguna Apple dan Android, Tuding Ada Ulah China

Jakarta, ILLINI NEWS – Biro Investigasi Federal AS (FBI) telah mengeluarkan peringatan terbarunya kepada pengguna Apple dan Android di Tanah Air. Hal ini berkaitan dengan keamanan saat berkirim pesan.

Dalam peringatan barunya, Jumat (12/6/2024), FBI bersama Badan Keamanan Siber AS, CISA, mendesak warga Amerika untuk menggunakan pesan terenkripsi dan panggilan telepon secara bertanggung jawab bila memungkinkan. Di latar belakang, peretasan jaringan Amerika oleh Tiongkok.

“Tiongkok sedang diserang terhadap jaringan AS, dan mungkin dalam skala yang lebih besar dari perkiraan sebelumnya,” tulis Forbes dalam laporan anti-Tiongkok, Sabtu (12/7/2024).

“Komunikasi yang sepenuhnya terenkripsi adalah pertahanan terbaik terhadap kompromi ini. Warga Amerika didorong untuk menggunakannya sesegera mungkin.”

Demikian pula, pejabat CISA Jeff Green mengatakan bahwa menerima pesan dan panggilan terenkripsi adalah langkah yang bertujuan melindungi kepentingan jangka panjang AS.

“Kami sangat mendorong warga Amerika untuk menggunakan komunikasi terenkripsi jika memungkinkan. Kami benar-benar perlu melakukan hal itu, apa artinya dalam jangka panjang, bagaimana kami melindungi jaringan kami,” tambahnya.

Serangan siber di jaringan Amerika sebelumnya telah dikaitkan dengan kelompok Direct Typhoon, yang terkait dengan Kementerian Keamanan Publik Tiongkok. Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang kerentanan dalam jaringan komunikasi penting AS.

Kecuali pesan dan panggilan sepenuhnya dienkripsi secara end-to-end, selalu ada kemungkinan konten disadap. Mereka merekomendasikan penggunaan pengiriman terenkripsi, dengan menekankan bahwa perusahaan seperti Apple, Google, dan Meta tidak dapat melihat kontennya.

Seorang pejabat senior FBI mengatakan penyelidikan menyeluruh terhadap Topan Garam sedang dilakukan. Mereka mengatakan kelompok tersebut terlibat dalam kampanye spionase dunia maya yang besar dan signifikan yang menargetkan infrastruktur telekomunikasi komersial.

“Kampanye ini menyoroti bahwa pelaku siber yang terkait dengan RRT telah meretas jaringan beberapa perusahaan telekomunikasi untuk melakukan berbagai aktivitas,” ujarnya.

FBI mulai menyelidiki kasus ini pada akhir musim semi dan awal musim panas tahun ini.

Mengenai apa yang diketahui sejauh ini tentang serangan Typhoon Salt, pejabat FBI telah memperingatkan bahwa metadata panggilan dan teks dicuri dalam serangan itu. Namun, seluruh isi panggilan dan SMS tidak dicuri.

“Namun, para penjahat ini terutama meretas komunikasi pribadi sejumlah kecil orang yang terlibat dalam kegiatan pemerintahan atau politik. Mereka akan mencakup isi panggilan dan pesan,” katanya. (dce) Tonton video di bawah ini: Video; Serangan siber mendigitalkan Indonesia, apakah industri siap melawannya? Artikel berikutnyaPonsel Android menjadi semakin mirip dengan iPhone, dan mungkin karena alasan ini

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *