illini berita Ilmuwan Blak-blakan Ungkap Tanda Kiamat, Manusia di Ambang Kepunahan

Jakarta, ILLINI NEWS – Akhir kehidupan tidak bisa dihindari. Studi terbaru dari University of British Columbia menunjukkan ‘tanda-tanda kiamat’ akibat pemanasan global.

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim berpotensi menciptakan bakteri dan menyebabkan infeksi jamur yang lebih mematikan bagi hewan berdarah dingin seperti terumbu karang, serangga, dan ikan.

Selain itu, timbul pertanyaan mengenai risiko yang lebih luas dari kenaikan suhu terhadap ekosistem dan keanekaragaman hayati. Bahkan, risikonya juga berpotensi membahayakan nyawa manusia, seperti dikutip ScienceDaily, Sabtu (28/12/2024).

Dr. Kayla King dan Jingdi (Judy) Li mengumpulkan 60 penelitian eksperimental pada hewan berdarah dingin yang terpapar infeksi bakteri dan jamur. Dia mencatat bahwa hewan berdarah dingin secara langsung bergantung pada suhu dan oleh karena itu sangat sensitif terhadap dampak pemanasan global.

Penelitian ini melibatkan 50 spesies, termasuk serangga darat, ikan, moluska, dan karang, yang merupakan salah satu ekosistem dengan keanekaragaman hayati paling tinggi dan paling berisiko di planet ini.

Dengan menggunakan model statistik, para peneliti menemukan bahwa hewan berdarah dingin yang terkena infeksi bakteri lebih mungkin mati jika terkena suhu yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi lingkungan biasanya.

Analisis menunjukkan bahwa hewan yang terinfeksi jamur patogen merasakan efek pemanasan pada kisaran suhu tertentu.

Jamur tidak akan mati ketika suhu naik kecuali suhu naik mendekati kisaran ideal jamur, yang dikenal sebagai “termal optimal”. Pada tahap ini, hewan yang terserang jamur mempunyai peluang lebih besar untuk mati.

“Temuan ini menunjukkan bahwa pemanasan iklim dapat menimbulkan risiko lebih besar bagi hewan berdarah dingin, yang merupakan bagian penting dari ekosistem,” kata Dr. Jika.

Dia menambahkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian tentang bagaimana kenaikan suhu mempengaruhi hewan berdarah panas, termasuk manusia. Namun ketika ekosistem dan keanekaragaman hayati terganggu, efek dominonya pasti akan meluas ke hal lain, termasuk ancaman terhadap kehidupan manusia.

Dr. King mencatat bahwa hasil ini memberikan wawasan yang membantu memperkirakan risiko terhadap populasi hewan di dunia yang rentan terhadap pemanasan global dan penyakit.

 

(luc/luc) Simak video di bawah ini: Video: Peduli Investasi, Kemenperin Minta Apple Tak Takut RI Artikel Berikutnya Prasasti Berusia 4.000 Tahun Ungkap Tanda ‘Kiamat’ Bulan Membawa Kiamat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *