JAKARTA, ILLINI NEWS – Badan Akses Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital berhasil meningkatkan infrastruktur telekomunikasi dengan membangun stasiun transmisi (BTS) 4G di daerah tertinggal, perbatasan, dan terluar (3T). Tujuan dari proyek ini adalah untuk memastikan seluruh wilayah Indonesia yang tergolong wilayah 3T mendapatkan manfaat dari kemajuan teknologi.
Per 18 Oktober 2024, terdapat 5.321 situs BTS 4G yang aktif dibandingkan target 5.618 situs pada tahun 2024. Sementara itu, 297 lokasi lainnya sedang dibangun di wilayah Papua karena kendala aparat keamanan.
Direktur Utama BAKTI Fadhila Matar mengatakan pemerintah berhasil meningkatkan penetrasi internet di Indonesia. Hal ini menunjukkan semakin banyak masyarakat yang terhubung dengan internet, membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi digital.
“Rencana digitalisasi yang kami terapkan tidak hanya sebatas pengembangan infrastruktur internet saja, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas dan ketersediaan layanan digital di seluruh pelosok tanah air,” ujarnya dalam perbincangan Forum West Merdeka 9 (FMB9). “Keamanan selama 10 tahun pembangunan infrastruktur” telah dimunculkan beberapa kali terakhir kali.
Teknologi informasi dan telekomunikasi (TI) mendorong inklusi, efisiensi dan inovasi dalam masyarakat, menurut laporan Bank Dunia yang berjudul “Bagaimana Pembangunan Digital Mendorong Pertumbuhan Internet.” Pertumbuhan besar-besaran Internet telah mengurangi biaya pencarian informasi dan menciptakan pasar baru.
Selain itu, Internet mendorong hubungan sosial dan penyediaan layanan publik, yang umumnya tercermin dalam perluasan pasar dan layanan.
Dampak signifikan dari Internet adalah pengurangan biaya transaksi. Dalam banyak kasus, biaya transaksi mendekati nol, karena tugas-tugas manusia yang biasa dilakukan kini dapat sepenuhnya diotomatisasi.
Sementara di Indonesia, infrastruktur telekomunikasi berhasil mengurangi wilayah yang tidak dapat menerima sinyal. Berdasarkan data Kantor Pos dan Informatika pada triwulan IV tahun 2022, jumlah desa/masyarakat yang sudah 2G sebanyak 41.963 (50,22%), desa/masyarakat yang sudah 3G sebanyak 36.902 orang (44,17%), sebanyak 59,71 desa. . 295 desa/komunitas (0,35%) sudah tercakup dalam 4G (71,45%) dan 5G.
“Namun, banyak hal yang masih perlu kita perbaiki, terutama infrastruktur yang berdampak signifikan terhadap produktivitas masyarakat, dan bagaimana mengintegrasikan lebih banyak masyarakat ke dalam rantai pasok perekonomian berkat infrastruktur tersebut,” kata Fathila.
(hura/hura) Simak video di bawah ini: Video: Peran Teknologi Robotika dan AI dalam Mendukung Industri 4.0 Indonesia Artikel Selanjutnya Perjuangan Bangun Internet di Pelosok Indonesia, BTS Masih Belum Dicuri