JAKARTA, ILLINI NEWS – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,18% menjadi 7.163,2 pada perdagangan hari pertama Kamis (2/1/2025) awal tahun.
Pasca pelemahan IHSG pada 2024, perkembangan ini memberikan angin segar bagi investor.
Meningkatnya optimisme IHSG menjadi awal yang kuat di bulan Januari, dan setelah mengalami penurunan sepanjang tahun 2024, beberapa investor kehilangan keuntungan, terutama yang memegang saham-saham blue chip yang didominasi oleh penurunan tajam.
Investor juga memperhitungkan dampak Januari. Fenomena ini menjadi perhatian para investor pasar saham karena diyakini berdampak signifikan terhadap pergerakan harga saham. Seperti namanya, January effect, musim ini terjadi di awal tahun. Bulan ini, investor pasar saham umumnya mengharapkan keuntungan finansial di pasar saham dari musim efek bulan Januari. Karena biasanya di awal tahun banyak orang dan perusahaan yang mulai mengatur keuangannya kembali. Efek Januari merupakan pola yang menunjukkan keadaan pasar modal dimana harga saham menunjukkan kenaikan atau tren dalam dua minggu pertama. Januari, secara teoritis, adalah awal tahun, terutama pada bulan Januari, dimana investor individu biasanya menerima bonus akhir tahun. Investor menggunakan uang bonus ini untuk membeli kembali saham guna menghindari pajak di akhir tahun.
Ada banyak faktor yang berkontribusi terhadap efek Januari.
Bagaimana dengan fenomena di pasar saham Indonesia ini?
Setiap tahunnya di bulan Januari, jika melihat sejarah pergerakan IHSG dari tahun 2014 hingga 2024, pergerakan tersebut akan semakin kuat. Dengan dibukanya buff pada awal Januari 2025, maka dimungkinkan untuk mendapatkan berkah dari efek Januari 2025.
ILLINI NEWS Research menawarkan beberapa strategi investasi saham untuk memanfaatkan efek Januari.
Riset ILLINI NEWS di Indonesia
[dilindungi email]
(melihat/melihat)