JAKARTA, ILLINI NEWS – 1 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat setelah awal perdagangan yang lemah pada Jumat (6/12/2024). Banyak saham-saham utama yang juga mendukung indeks hari ini pasca rilis dan menunggu data ekonomi domestik dan global.
IHSG menguat 0,36% menjadi 7.339,53 berdasarkan penelusuran ILLINI NEWS pada akhir perdagangan pertama Jumat ini.
Penguatan tersebut terjadi setelah IHSG melemah 0,18 ke 7313,31 pada hari sebelumnya (12/05/2024).
Nilai transaksi indeks siang ini relatif moderat sekitar Rp3,79 triliun dengan 8,89 miliar lembar saham berpindah tangan sebanyak 609.550 kali. Sebanyak 291 saham menguat, 233 saham melemah, dan 250 saham stagnan.
Lima dari 10 sektor ekuitas mendapat dukungan, dan sektor utilitas tetap berada di zona hijau sebagai pendorong terkuat, dengan pertumbuhan sebesar 4,48%.
Sementara itu, sektor lain yang ditopang penguatan IHSG adalah sektor real estate yang menguat 3,65%, kemudian sektor energi dan bahan baku yang tumbuh 0,74% dan 0,66%, serta sektor industri yang tumbuh 0,74% dan 0,66%. menguat sebesar 0,38%.
Selain itu, saham PT Barito Renewables Energy Tbk termasuk saham-saham berkapitalisasi besar yang menjadi mesin utama penguatan IHSG. (BREN) memberikan kontribusi signifikan terhadap indeks dengan 15,22 poin.
Disusul PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) masing-masing menyumbang 8,31 dan 5,54 poin. Tak mau kalah, saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk juga turut menopang pertumbuhan dengan tambahan 4,58 poin dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan tambahan 4,58 poin.
Penguatan IHSG tercatat jelang keluarnya cadangan devisa dalam negeri sebesar US$1 miliar dari posisi sebelumnya pada akhir Oktober 2024 dan data penting global lainnya.
Bank Indonesia (BI) mencatat cadangan devisa Indonesia mencapai $150,2 miliar pada akhir November 2024. Jumlah tersebut setara dengan 6,5 bulan impor atau 6,3 bulan impor ditambah pembayaran utang luar negeri negara.
Jumlah ini juga melebihi standar kecukupan internasional yang ditetapkan pada hampir 3 bulan impor. Pergerakan cadangan devisa antara lain dipengaruhi oleh kewajiban negara untuk membayar utang luar negeri.
Bank Indonesia mengantisipasi posisi cadangan devisa ini akan mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, ujarnya dalam siaran pers.
BI optimis cadangan devisa akan terus mencukupi untuk memperkuat ketahanan sektor eksternal. Hal ini didukung oleh prospek ekspor yang cerah serta proyeksi saldo transaksi modal dan finansial yang terus mencatat surplus.
Persepsi positif investor terhadap kondisi perekonomian nasional, serta daya tarik hasil investasi yang kompetitif, semakin memperkuat ketahanan perekonomian.
“Bank Indonesia juga terus memperkuat sinergi dengan pemerintah untuk memperkuat ketahanan eksternal sehingga stabilitas keuangan dapat tetap terjaga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan,” lanjut BI.
Dari dalam negeri, pasar juga menghadapi sentimen mengenai usulan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) barang mewah menjadi 12% yang rencananya akan diterapkan mulai tahun depan.
Barang-barang seperti mobil, apartemen, dan rumah mewah dikenakan tarif pajak baru ini. Sedangkan barang dan jasa kebutuhan pokok yang berhubungan langsung dengan masyarakat masih dikenakan tarif PPN sebesar 11%.
Keputusan tersebut masih dalam tahap finalisasi, namun memberikan sinyal kuat mengenai arah kebijakan fiskal pemerintah.
Dari Amerika Serikat, fokus pasar tertuju pada data non-farm payrolls dan tingkat pengangguran November 2024 yang akan dirilis malam ini. Pada bulan sebelumnya, data ketenagakerjaan AS hanya mencatat 12.000 pekerjaan, jauh di bawah ekspektasi.
Tingkat pengangguran tetap stabil di angka 4,1%, dengan sedikit penurunan pada tingkat partisipasi angkatan kerja. Hasil data tersebut akan menunjukkan arah kebijakan moneter The Fed ke depan yang berpotensi mempengaruhi pergerakan pasar global, termasuk IHSG.
Riset ILLINI NEWS (fsd/fsd) Simak video di bawah ini: Video: Bos BEI: Pasar Saham Indonesia Tetap Bersaing Tinggi Secara Global Artikel berikutnya Pasar modal Indonesia tangguh terhadap guncangan politik global, ini buktinya