Jakarta, ILLINI NEWS – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mengungkapkan volume penumpang sejauh ini sudah lebih dari 80% dari target. General Manager GIAA mengatakan, saat ini banyak minat masyarakat untuk menggunakan Garuda Airlines.
“Kita sudah di atas 80% dan salah satu kekhawatiran kita hari ini adalah masyarakat yang tidak mendapatkan tiket, permasalahan selanjutnya ya banyak yang tidak bisa terbang dengan Garuda, tapi begitulah adanya,” ujarnya saat diwawancarai. kata . Di Tamarin Nine, Jumat (18/10/2024).
Menurut dia, mulai 1 November 2024, Garuda Indonesia akan membuka penerbangan baru dari Bandara Halim Perdanakusuma menuju Surabaya, Medan, dan Padang. Oleh karena itu, dia optimistis target wisatawan akan meningkat pada tahun ini.
Sekadar informasi, Garuda Indonesia mencatat pendapatan korporasi Semester 1-2024 (revisi) meningkat 18,27% dibandingkan periode yang sama tahun 2023 yakni menjadi US$1,62 miliar dari sebelumnya US$1,37 miliar.
Pendapatan operasional tersebut seiring dengan peningkatan jumlah penumpang selama Semester 1-2024 sebanyak 11,53 juta penumpang atau meningkat signifikan sebesar 27,4 persen dibandingkan Semester 1-2023 yakni sebanyak 9,05 juta penumpang. Peningkatan trafik penumpang pada Juni 2024 datang dari Garuda Indonesia (merek utama) sebanyak 5,27 juta penumpang meningkat signifikan sebesar 45,17 persen dan Citylink sebanyak 6,27 juta penumpang meningkat sebesar 15,49 persen.
Hingga pertengahan tahun 2024, Garuda Indonesia secara bertahap telah mampu menerapkan sejumlah langkah strategis untuk mengoptimalkan kinerja baik dari aspek layanan maupun operasional, termasuk meluncurkan serangkaian proyek yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan, khususnya dalam hal pendapatan usaha .
“Pertumbuhan pendapatan operasional didorong oleh pendapatan terjadwal sebesar $1,27 miliar, naik 15,72 persen (year-over-year), pendapatan tidak terjadwal sebesar $177,97 juta, naik 24,93% dari tahun 2023 pada periode yang sama.” Pendapatan lain-lain meningkat 33,01% menjadi USD 167,6 juta dari sebelumnya USD 126 juta,” kata Irfan, Selasa (1/10/2024).
Kecenderungan menguatnya hasil fundamental positif perseroan juga tercermin pada semester I 2024 yang meliputi pertumbuhan EBITDA sebesar 14,91% yakni 416,48 juta USD atau membaik sebesar 362,40 juta USD dari periode semester 1-2023. Pendapatan operasional kemudian naik menjadi US$1,62 miliar atau naik 18,27% year-on-year.
“Tidak dapat disangkal bahwa di tengah fase industri penerbangan global yang masih dinamis pascapandemi, penguatan profitabilitas perusahaan masih menjadi tantangan utama yang kami akselerasi. Kinerja dari sisi pendapatan operasional, kami yakin Garuda Indonesia secara bertahap akan terus mempertahankan kinerja positif hingga akhir tahun 2024. Kami akan fokus pada peningkatan peralatan produksi, optimalisasi jaringan maskapai. Akan terus memperluas bisnis dalam kemitraan strategis dan jalur pendapatan tambahan,” jelasnya.
Terdapat beberapa kinerja korporasi yang mendukung hasil positif hingga pertengahan tahun 2024, di mana Garuda Indonesia terus melakukan percepatan pemenuhan kewajiban bisnis dengan menyelesaikan pelunasan sebagian obligasi dan sukuk sebagai langkah peningkatan permodalan. Struktur dalam hal peningkatan kinerja perseroan yang berhasil dilakukan pada awal tahun lalu.
Selain itu, Garuda Indonesia (merek utama) berhasil menyelesaikan operasional haji pada tahun 2024 dengan mencatatkan peningkatan jumlah penumpang dibandingkan operasional tahun lalu, sehingga berkontribusi pada rekor positif dalam perolehan pendapatan penerbangan. (mkh/mkh) Tonton video di bawah ini: Video: Peran MIND ID dalam mendorong penerapan pertambangan berkelanjutan Artikel berikutnya Garuda Indonesia (GIAA) ingin menambah 8 pesawat, mengeluarkan banyak uang