JAKARTA, ILLINI NEWS – Nilai tukar rupiah terlihat menguat terhadap dolar AS karena menunggu berita penurunan suku bunga dan perekonomian Tiongkok.
Pada Kamis (17/10/2024), koin Garuda ditutup menguat 0,1 persen di level Rp 15.490/US$ sepanjang hari, menurut data Refinatio.
Pada hari Kamis, untuk ketiga kalinya tahun ini, Bank Sentral Eropa (ECB) kembali mengumumkan penurunan suku bunga. Ia mengatakan meski prospek perekonomian memburuk, inflasi di Eropa mulai terkendali.
Pemotongan suku bunga berturut-turut, yang pertama dalam 13 tahun, menandakan pergeseran fokus ECB dari upaya mengekang inflasi menjadi melindungi pertumbuhan ekonomi yang tertinggal dibandingkan AS selama dua tahun terakhir.
Pergerakan pasar menuju AS hari ini Jumat (18/10/2024) akan dipengaruhi oleh data ketenagakerjaan yang dirilis tadi malam.
Klaim pengangguran di negara Paman Sam turun 19.000 pada pekan yang berakhir 12 Oktober, penurunan terbesar dalam tiga bulan setelah mencapai level tertinggi dalam 14 bulan pada minggu sebelumnya.
Total klaim turun menjadi 241.000, di bawah ekspektasi pasar sebesar 260.000. Penurunan tersebut menyusul lonjakan klaim pada minggu lalu akibat gangguan dari Badai Helen dan Milton.
Meskipun terjadi penurunan, klaim tersebut jauh di atas rata-rata yang tercatat pada awal tahun ini, yang mencerminkan lemahnya pasar tenaga kerja AS sejak pandemi ini.
Pasar tenaga kerja yang lebih lemah setidaknya akan membuka kemungkinan bank sentral memangkas suku bunganya lagi, meskipun tidak seagresif September lalu, karena lapangan kerja meningkat pada awal bulan ini.
Sebagai informasi, dalam dokumen Brief Economic Projections (SEP), bank sentral masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin (bps) hingga Desember 2024.
Nantinya, pelaku pasar hari ini akan fokus pada rilis pertumbuhan Tiongkok kuartal III 2024.
Menurut survei yang dilakukan antara tanggal 27 September dan Oktober, produk domestik bruto (PDB) diperkirakan tumbuh sebesar 4,5 persen pada kuartal ketiga. 15.
Sebelumnya, pada kuartal II-2024, perekonomian tercatat tumbuh sebesar 4,7% y/y. Ini merupakan pertumbuhan tahunan terlemah sejak kuartal pertama tahun 2023, di tengah kemerosotan berkepanjangan di sektor properti, lemahnya permintaan domestik, melemahnya yuan, dan ketegangan perdagangan dengan negara-negara Barat.
Rupiah Teknis
Secara grafik per jam, pergerakan rupee terhadap dolar AS terlihat dalam tren penguatan setelah berhasil menutup gap pada 7 Oktober 2024.
Jika tren penguatan terus berlanjut maka level selanjutnya yang akan diuji adalah Rp 15.435/US$ yang bertepatan dengan penembusan pada 4 Oktober 2024.
Sementara itu, Anda bisa fokus pada resistance terdekat di Rp 15.540/US$, yang bertepatan dengan garis moving average 100 jam atau moving average/MA 100 untuk memperkirakan pembalikan lemah.
Riset ILLINI NEWS (tsn/tsn) Simak video di bawah ini: Video: IHSG & Rupiah Kompak Melemah Selanjutnya Wajib Baca Artikel! Bos BI membawa kabar baik dari Amerika