JAKARTA, ILLINI NEWS-Israel mungkin menjadi salah satu negara yang menjadi perhatian dunia saat ini. Tahun lalu, serangan rezim Zionis di Jalur Gaza Palestina menewaskan puluhan ribu orang.
Baru-baru ini, Israel juga terlibat konflik terbuka dengan Iran dan negara tetangganya di Timur Tengah. Hal ini mungkin menimbulkan pertanyaan, bagaimana negara dengan wilayah yang relatif kecil bisa bertahan meski terus menerus terjadi konflik? Dari mana uangnya?
Perlu diketahui, negara Yahudi ini dikenal dengan industri manufakturnya yang relatif maju sejak tahun 1970-an. Hal ini berbeda dengan negara-negara Timur Tengah lainnya yang bergantung pada minyak bumi.
Mengutip BBC, kemajuan industri di negara tersebut tidak lepas dari banyaknya pekerja terampil yang berimigrasi dari negara-negara Eropa untuk menghindari kekerasan saat pecahnya Perang Dunia II. Pada tahun 1970-an, industri dengan pertumbuhan tercepat di Israel mencakup pupuk, pestisida, obat-obatan, bahan kimia, plastik, dan logam berat.
Pada tahun 1980an, banyak orang yang bekerja di Silicon Valley berimigrasi ke Israel. Mereka mendirikan pusat penelitian dan pengembangan untuk perusahaan teknologi Amerika seperti Microsoft, IBM dan Intel.
Kemudian, pada tahun 1990-an, para insinyur terampil juga berimigrasi ke Israel dari negara-negara bekas Uni Soviet, menjadikan negara tersebut semakin diberkati dengan sumber daya manusia yang terampil. Tidak mengherankan jika perusahaan-perusahaan baru di sektor teknologi bermunculan seperti jamur di musim hujan.
Sektor teknologi, yang sebelumnya hanya menyediakan 37 persen output industri, meningkat menjadi 58 persen pada tahun 1985 dan kembali menjadi 70 persen pada tahun 2006.
Banyaknya perusahaan besar di bidang teknologi tentunya memberikan pendapatan yang besar bagi pemerintah Israel baik dari segi pajak, sumber devisa, maupun lapangan kerja. Ini tidak termasuk royalti dari paten yang dibuat di perusahaan-perusahaan Israel.
Negara ini menerima banyak dana untuk penelitian dan pengembangan teknologi dari negara lain seperti Amerika, Kanada, Italia, Austria, Perancis, Irlandia, Belanda, Spanyol, Cina, Turki, India dan Jerman.
Meski memiliki sejarah panjang konflik dengan Palestina, Israel bersahabat dengan banyak negara Arab lainnya, salah satunya Uni Emirat Arab (UEA). Belum lama ini, negara Yahudi tersebut menandatangani perjanjian perdagangan bebas dengan UEA.
Kesepakatan tersebut dicapai di Dubai setelah negosiasi berbulan-bulan. Kesepakatan itu juga merupakan kesepakatan perdagangan terbesar Israel dengan negara Arab. (hsy/hsy) Tonton video di bawah ini: Video: Inovasi teknologi robotik di industri kesehatan Artikel selanjutnya Pantas saja Israel berhasil dengan baik meski dilanda perang, inilah alasannya