Jakarta, ILLINI NEWS – Lebih dari 200 aplikasi berbahaya telah ditemukan di Google Play Store. Aplikasi ini telah disusupi malware berbahaya seperti mencuri informasi dan menguras bandwidth internet.
Peneliti ancaman dunia maya Zscaler mengatakan semua aplikasi didistribusikan selama setahun dengan total hampir delapan juta unduhan. Data laporan dikumpulkan antara Juni 2023 hingga April 2024.
Dalam laporan yang sama, terdapat berbagai jenis aplikasi berbahaya. Beberapa mencakup alat khusus, personalisasi, fotografi, produktivitas, gaya hidup, dan hiburan.
Google sebenarnya memiliki alat keamanan untuk mendeteksi aplikasi berbahaya. Namun, penjahat memiliki beberapa cara untuk melalui proses ini.
Tahun lalu misalnya, tim keamanan Google Cloud menjelaskan bahwa ada metode konversi. Ini adalah cara mengirimkan malware melalui pembaruan aplikasi atau mengunggahnya dari server yang dikendalikan oleh pembuatnya.
Sebelumnya, peneliti lain juga menemukan kampanye yang menggunakan Google Play untuk menyebarkan malware ke banyak pengguna Android.
Berikut ancaman paling umum yang ditemukan di Play Store, seperti dilansir Bleeping Computers, Sabtu (19/10/2024):
1. Joker (38,2%): Dapat mencuri informasi dan mengambil pesan SMS yang mendaftarkan korbannya ke layanan premium.
2. Adware (35,9%): Aplikasi menghabiskan bandwidth internet dan baterai Anda untuk memuat iklan yang mengganggu di latar depan atau belakang dan menciptakan kesan palsu.
3. Facestealer (14,7%): Mencuri kredensial akun Facebook dengan menempatkan phishing di atas aplikasi media sosial yang sah.
4. Coper (3,7%): Boiler informasi, antarmuka SMS dan dapat mendaftarkan tombol dan menutupi halaman phishing.
5. Tukang Ledeng yang Dipinjam (2,3%)
6. Harly (1,4%) : Aplikasi Trojan untuk mendaftarkan korban ke layanan premium.
7. Anatsa (0,9%) : Trojan Perbankan menargetkan lebih dari 50 aplikasi perbankan di seluruh dunia. (luar biasa/luar biasa) Tonton video di bawah ini: Video: Ingin membuat bot, kepala ChatGPT dan Amazon Joint Venture