JAKARTA, ILLINI NEWS – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba usaha selama Januari-September 2024.
Laporan keuangan konsolidasi TUGU pada akhir September 2024 menunjukkan total premi perseroan mencapai Rp 6,9 triliun. Postingan ini mengalami peningkatan 26% dibandingkan September 2023. Sementara pendapatan awal TUGU mencapai Rp 2,3 triliun per September 2024, meningkat 17% year-on-year.
Selain pendapatan, pendapatan investasi dan pendapatan usaha lainnya juga mengalami pertumbuhan. Pendapatan jasa sewa properti, survey dan pendapatan usaha lainnya yang dihasilkan dari penjualan kendaraan meningkat sebesar 21 persen menjadi Rp 420 miliar.
Hasilnya, TUGU mampu meningkatkan pendapatan tahunannya sebesar 16% menjadi $3,2 triliun pada akhir September 2023, naik dari Rp2,7 triliun pada akhir September 2024.
Pada titik ini, harga-harga stabil. Beban klaim bersih hanya meningkat sebesar 9% year-on-year menjadi Rp 1,6 triliun. Selain itu, beban operasional perusahaan justru mengalami penurunan sebesar 5% setiap tahunnya, sehingga tidak termasuk pendapatan atau beban lainnya, Total beban TUGU. mencapai Rp 2,4 triliun atau hanya meningkat 6% dibandingkan tahun lalu.
Pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan biaya berarti laba operasional inti TUGU naik 57% year-on-year menjadi Rp 783 miliar pada periode Januari-September 2024.
Faktanya, laba operasional yang mendasarinya meningkat tahun ini, karena meskipun premi meningkat secara signifikan, rasio kerugian TUGU tetap di bawah 60%. Ada perbaikan nyata yang dapat mengurangi biaya dan meningkatkan laba. , riset analis Shinhan Securitas, Senin (28/10/2024).
Anisa menambahkan, selama 9 bulan tahun ini, banyak departemen yang berkontribusi terhadap profitabilitas TUGU, terutama departemen asuransi kebakaran dan properti, departemen asuransi energi khususnya pesisir dan penerbangan.
Ketiga segmen asuransi mengalami peningkatan margin penjaminan, terutama karena pertumbuhan premi diimbangi oleh stabilisasi biaya komisi dan biaya klaim. Apalagi segmen asuransi kebakaran menjadi penyumbang premi TUGU terbesar
“Segmen asuransi kebakaran TUGU menyumbang 43% dari total premi bruto perseroan. Namun berdasarkan hasil underwriting, pangsanya mencapai 59%. Artinya, margin underwriting yang dibukukan dari segmen ini semakin besar. Hal ini juga menunjukkan bahwa pangsa pasar TUGU adalah api dan harta benda.” “Ini akan baik bagi sektor asuransi yang merupakan penyumbang premi asuransi umum terbesar di Indonesia,” kata Anisa.
Selain itu, dari sisi laba bersih pemilik induk usaha, TUGU meraup Rp 552 miliar hingga akhir September 2024. Terdapat penurunan sebesar 51% dibandingkan tahun lalu. Namun hal ini dikarenakan TUGU tidak lagi mencatat pendapatan satu kali dari memenangkan kasus melawan Citibank (N.A).
“Di luar pendapatan lain-lain, laba bersih TUGU justru meningkat 115% selama Januari-September 2024. Lebih lanjut, kinerja 9 bulan juga menunjukkan bahwa sumber laba sebenarnya berasal dari operasi inti yang membaik,” kata analis Research Norwichida. Di Fintraco Securitas
Noor juga menjelaskan, laba bersih pemilik induk perusahaan TUGU 9 pada bulan ini mencapai 79% dari perkiraan laba bersih konsensus, artinya pencapaian tersebut di atas ekspektasi. Ini merupakan kinerja yang positif dan ia optimis pada tahun 2024, TUGU dapat meraih laba bersih minimal Rp 700 miliar.
: