Jakarta, ILLINI NEWS – Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar AS pagi ini karena pelaku pasar mengambil pendekatan wait and see sambil menunggu pengumuman kebijakan suku bunga Bank of Japan.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat 0,063% dari posisi sebelumnya ke Rp15.680 per dolar AS, demikian data terbuka Refinitiv, Kamis (31/10/2024).
PMI manufaktur Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok naik menjadi 50,1 pada Oktober 2024 dari 49,8 pada September dan sedikit di atas ekspektasi pasar sebesar 50.
Hal ini menunjukkan ekspansi pertama dalam aktivitas pabrik sejak bulan April, dengan output meningkat selama dua bulan berturut-turut hingga enam bulan (52,0 dan 51,2 pada bulan September).
Penjualan baru mengalami stagnasi setelah lima bulan mengalami penurunan (50,0 dan 49,9), meskipun penjualan di luar negeri turun tajam (47,3 dan 47,5).
Selain itu, daya beli turun ke laju tercepat dalam lima bulan (49,3 dan 47,6), sementara lapangan kerja tetap lemah (48,4 dan 48,2). Waktu pengiriman lama (49,6 dan 49,5).
Dari segi harga, harga produsen naik untuk pertama kalinya dalam empat bulan dan merupakan laju tercepat sejak bulan Mei (53,4 dan 45,1), sementara harga produsen menunjukkan penurunan terbesar dalam lima bulan (49,9 dan 44,0). Terakhir, sentimen bisnis naik ke level tertinggi dalam empat bulan (54,0 dan 52,0).
Selain itu, Bank of Japan (BoJ) juga akan mengumumkan informasi mengenai suku bunga utama selama bulan Oktober. Konsensus saat ini adalah Bank Sentral Jepang akan mempertahankan suku bunga jangka pendeknya di 0,25%.
Hal penting lainnya dari Bank of Japan adalah pada saat itu akan dirilis laporan triwulanan Bank of Japan yang akan memberikan penilaian terhadap perekonomian Jepang.
RISET ILLINI NEWS (ras/ras) Simak video di bawah ini: Video: IHSG dan rupiah dalam hitungan kecil menjelang pekan ini. Artikel berikutnya Inside RDG BI: Rupiah menguat tipis di Rp 16.370 terhadap dolar AS