JAKARTA, ILLINI NEWS – Harga minyak turun 3% di awal perdagangan Asia pada hari Selasa setelah laporan media mengatakan Israel siap untuk tidak menyerang target minyak Iran, sehingga mengurangi kekhawatiran tentang gangguan pasokan.
Selain itu, OPEC menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2024 dan 2025.
Berdasarkan data Refinitiv yang diperdagangkan pada pukul 11.00 WIB Selasa (15/10/2024), minyak mentah Brent turun 3,05% menjadi US$75,10 per barel. Sementara itu, patokan West Texas Intermediate (WTI) turun 3,07% menjadi $71,56 per barel.
The Washington Post melaporkan pada hari Senin bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada AS bahwa Israel siap untuk menyerang sasaran militer Iran tetapi bukan sasaran nuklir atau minyak.
OPEC pada hari Senin memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2024 dan juga memangkas perkiraan untuk tahun depan.
“Ini adalah penurunan bulanan ketiga berturut-turut, menunjukkan perkiraan optimis sebelumnya akan berkurang,” kata analis di ANZ Research dalam sebuah catatan pada hari Selasa.
“Irak masih belum membuat kemajuan dalam pengurangan tambahan yang dijanjikan untuk mengkompensasi kelebihan produksi,” tambah ANZ.
Harga juga membebani penurunan ekspor minyak mentah ke Tiongkok, importir minyak terbesar dunia, selama sembilan bulan pertama tahun ini. Statistik menunjukkan bahwa impor telah menurun sekitar 3% dibandingkan tahun lalu.
Tiongkok merupakan faktor utama yang mengurangi perkiraan OPEC pada tahun 2024, dengan OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan negara tersebut menjadi 580.000 barel per hari (bph) dari 650.000 barel per hari.
Tekanan inflasi memburuk di Tiongkok pada bulan September, menurut data resmi yang dirilis pada hari Sabtu. Konferensi pers pada hari yang sama membuat investor bertanya-tanya mengenai besaran paket stimulus secara keseluruhan untuk menghidupkan kembali perekonomian terbesar kedua di dunia. (Race/Race) Tonton video di bawah ini: Video: Kebijakan tarif Trump menimbulkan kekhawatiran, IHSG dan rupiah kompak merah Artikel berikutnyaHarga minyak naik setelah drone Ukraina menyerang kilang Rusia