Jakarta, ILLINI NEWS – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menyadari persaingan harga menjadi tantangan industri telekomunikasi di tingkat regional dan global. Hal ini juga menjadi salah satu fokus rencana kerja Telkom tahun 2025.
“Tekanan harga akan terus berlanjut, perang harga akan terus berlanjut. Jadi salah satu tantangan yang kita hadapi saat ini adalah adanya kecenderungan persaingan tidak sehat karena perang harga mulai tidak rasional,” kata Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah. di DPR RI. Gedung, Jakarta, Selasa (12/11).
Ririek mengklaim harga layanan data, khususnya mobile data Telkom, termasuk salah satu yang termurah di dunia. Menurutnya, meski di satu sisi positif, namun di sisi lain justru membebani dunia usaha dan tidak berkelanjutan.
Selain itu, lanjutnya, tantangan lain bagi perusahaan adalah bersaing dengan pemain lain di ruang platform Over The Top (OTT) atau streaming. Selain itu, OTT lain di ruang digital seperti Facebook, Google dan sejenisnya juga mulai memasuki industri telekomunikasi.
Hal ini kemudian dikaitkan dengan margin keuntungan yang cenderung stagnan dan pertumbuhan pendapatan atau laba pada industri yang cenderung lesu. Bahkan ada yang melemah, bahkan ada beberapa negara yang negatif bahkan ada kecenderungan pendapatan telekomunikasi seiring dengan PDB, tambahnya.
Selain itu, seiring dengan pertumbuhan lalu lintas, perusahaan juga akan mempertimbangkan belanja modal untuk terus berinvestasi. “Karena peningkatan kapasitas otomatis akan menambah depresiasi kita, akan menambah beban operasional kita,” ujarnya.
Ririek mengatakan dengan adanya tantangan tersebut, perusahaan harus mencari peluang, termasuk area pertumbuhan baru. Lalu ada efisiensi dan belanja modal.
Artinya melalui efisiensi jaringan yang kami bangun, kami juga bisa menjaga harga di level minimum sehingga biaya modal lebih rendah namun kualitas layanan tetap terjaga, jelasnya.
Selain itu, Telkom juga harus mencari bisnis atau fokus pada bisnis yang selain pertumbuhannya tinggi juga memberikan kelipatan valuasi yang lebih tinggi.
“Nah beberapa di antaranya, salah satu yang kita lakukan adalah perluasan di fiber, antara lain layanan 5G, FMC, Infraco, IC B2B, data center dan juga transformasi operasional agar lebih efisien,” ujarnya.
Octavius Oky Prakarsa, Vice President Investor Relations Telkom menjelaskan bahwa Telkom terus berupaya meningkatkan rata-rata pendapatan per pengguna dengan menawarkan berbagai nilai tambah.
“Kami memahami meningkatnya kebutuhan pelanggan terhadap layanan digital seperti video, musik, perlindungan privasi dan lainnya, yang tentunya akan mendorong pertumbuhan ARPU. Ini merupakan peluang yang menjanjikan pada kuartal terakhir tahun ini,” kata Oky. (dce) Simak video di bawah ini: Langkah MI Maksimalkan Keuntungan Pasar Modal di 2025, Ini Sektor yang Dipilih! Artikel Berikutnya Pusat Data Nasional Diserang Ransomware, Telkom (TLKM) Angkat Bicara