Jakarta, ILLINI NEWS – Penyaluran LPG bersubsidi di Indonesia diperkirakan akan melebihi kuota yang ditetapkan pemerintah pada tahun 2024. Seperti yang diumumkan PT Pertamina (Persero), proporsi penyaluran LPG bersubsidi di Indonesia kini mencapai 103% atau melebihi 3 % kuota yang ditetapkan oleh pemerintah.
Sedangkan rencana kuota LPG dalam APBN tahun 2024 sebanyak 8,03 juta ton. Lalu apa penyebab terjadinya overdistribusi LPG bersubsidi di Indonesia?
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kosdiana mengungkapkan, pihaknya sudah mengusulkan kuota LPG bersubsidi pada tahun 2024 lebih tinggi dari kuota yang ditetapkan pada tahun 2024. Dadan mengatakan, pihaknya saat itu mengajukan kuota bersubsidi. Kuota LPG tahun 2024 sebanyak 8,3 juta ton. Sayangnya usulan tersebut tidak disetujui.
“Sebenarnya di awal pembahasan tahun ini kita usulkan naik (kuota LPG 2024) menjadi 8,3 juta (ton). Tapi (keputusannya) akhirnya mencapai 8,03 (juta ton) padahal saat itu kita sudah punya.” menyadari bahwa pada tahun 2023 menjadi 8,04 (juta ton). Dadan menjelaskan dalam pertemuannya di sela-sela Konferensi, Pameran dan Penghargaan Minyak dan Gas Hillier bahwa ekspektasi kita saat ini berada di angka 3%. 2024, di InterContinental Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Namun Dadan mengatakan jika melihat tren year-on-year, pertumbuhan konsumsi LPG bersubsidi di Indonesia mencapai 4,5%. Dengan demikian, situasi kelebihan penyaluran LPG bersubsidi saat ini yang sudah mencapai 3% dianggap sebagai kemajuan menuju tujuan penyaluran LPG bersubsidi yang telah ditetapkan.
“Tapi angka 3% ini masih lebih rendah dibandingkan pertumbuhan yang terjadi selama ini, pertumbuhan LPG biasanya di angka 4,5%, dan sekarang sudah bisa kita turunkan, artinya pertumbuhannya akan lebih on track,” ujarnya. .
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyebutkan penyaluran LPG bersubsidi (paket 3kg) mencapai 103% dari kuota yang ditetapkan pemerintah hingga Desember 2024.
Ketua Umum Pertamina Simon Aloysius Manteri mengungkapkan situasi kelebihan kuota terjadi menjelang periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.
“Dengan kondisi saat ini, kami perkirakan sudah melebihi kuota, sekitar 103%,” kata Simon saat konferensi pers di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (12/9/2024).
Selain itu, Simon mengatakan, Pertamina telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk mencari solusi agar kelebihan kuota tidak semakin meningkat memasuki periode Natal 2024-2025.
“Supaya masyarakat tidak kekurangan BBM. Tapi kondisi saat ini sudah terlampaui kuotanya, sudah 103 persen. Jadi elpijinya ada sekitar 3 persen,” ujarnya.
Ia juga memastikan pasokan dan distribusi BBM dan LNG nasional secara umum dalam kondisi aman. Fleksibilitas persediaan akan tetap dijaga untuk mengantisipasi peningkatan permintaan akibat tingginya aktivitas pada periode Natal 2024-2025.
Stock holding period Solar saat ini adalah 17 hari atau 94.611 kiloliter per hari, Pertalite 17 hari atau 82.572 kiloliter per hari, BBM Non Subsidi 2 – 20 hari, LPG 15 hari atau 28.658 kiloliter per hari, dan After 28 hari atau 14.629 kiloliter per hari. kiloliter per hari. (wur) Tonton video di bawah ini: Video: Kuota LPG melebihi 3 kg dan pemerintah menambah 200 ribu ton. Artikel selanjutnya di video: Impor LPG mencapai 7 juta ton dan Bahlil berinovasi dalam solusi ini