Jakarta, ILLINI NEWS – Sebanyak 44 ilmuwan iklim dunia meminta pengambil kebijakan dari negara-negara Nordik, antara lain Denmark, Islandia, Norwegia, Finlandia, dan Swedia, untuk mengatasi pencairan es laut Atlantik Utara dan arus laut yang kritis.
Dalam surat terbuka yang dipublikasikan secara online Senin (21/10) lalu, Michael Mann, ahli meteorologi di University of Pennsylvania, dan ilmuwan lainnya mengatakan risiko melemahnya sirkulasi Atlantik tampaknya sangat rendah dan diperlukan tindakan segera.
Arus yang dimaksud adalah arus yang membentuk Atlantic Meridian Overturned Circulation (AMOC), sebuah sabuk transportasi laut besar yang mencakup Arus Teluk dan mengangkut panas ke Belahan Bumi Utara.
Studi menunjukkan bahwa AMOC semakin menurun dan dalam waktu dekat akan mencapai puncaknya akibat pemanasan global yang akan mendatangkan malapetaka pada iklim bumi.
“Perubahan sirkulasi lautan seperti itu dapat menimbulkan dampak negatif dan tidak dapat diubah, terutama di negara-negara Nordik, tetapi juga di belahan dunia lain,” tulis para peneliti dalam suratnya, dikutip dari Live Science, Rabu (30/10/2024).
Runtuhnya AMOC akan menyebabkan pendinginan yang signifikan dan cuaca ekstrem di negara-negara Nordik. Hal ini akan memperluas dan memperdalam “titik dingin” yang terbentuk di bagian timur Atlantik Utara akibat penurunan suhu pengangkutan panas.
Turunnya arus laut juga dapat mempercepat dampak iklim di belahan bumi utara dan mengancam pertanian di Eropa Barat Laut.
“Wilayah lain juga akan merasakan dampaknya,” kata para peneliti dalam surat tersebut.
Jika AMOC dihentikan, hal ini dapat menyebabkan pergeseran sistem monsun tropis ke arah selatan, yang berdampak buruk bagi pertanian dan lingkungan.
Arus laut yang tidak stabil juga dapat menaikkan permukaan air laut di sepanjang pantai Atlantik AS, sehingga menyebabkan “kekacauan” pada ekosistem laut dan perikanan.
Para ilmuwan mengirimkan surat tersebut ke Dewan Menteri Nordik, yang merupakan forum antar pemerintah yang misinya adalah untuk mempromosikan kerja sama antar negara-negara Nordik.
Mereka mendesak para pembuat kebijakan untuk secara serius mempertimbangkan risiko yang ditimbulkan oleh runtuhnya AMOC dan mendesak mitra internasional kita untuk mengingat Perjanjian Paris tahun 2015, yang bertujuan untuk membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius di atas tingkat pra-industri. (kain/kain) Saksikan video di bawah ini: Video: Digitalisasi Membuat Bisnis Lebih Efisien dan Mengurangi Risiko Artikel Berikutnya Tanda-Tanda Krisis yang Lebih Dalam, Para Pakar Global Menyerukan Indonesia