Jakarta, ILLINI NEWS – 3 juta rumah setahun dari pemerintah, ternyata banyak orang membeli unit untuk real estat. Para pengembang telah mengungkapkan bahwa program ini membuat masyarakat berharap memiliki rumah gratis. Akibatnya, banyak pembeli yang diharapkan terhadap pembelian.
“Rumah gratis menyebabkan pengembang membingungkan pelanggan potensial. Banyak orang membatalkan reservasi setelah rumah gratis 10 kali. Ada 1-3 dibatalkan,” kata Presiden Indonesia DPP Realesstat Indonesia (REI) Joko Sarto pada hari Kamis (21.12.2024).
Bahkan, menandatangani uang adalah langkah pertama dalam komunitas yang memiliki rumah. Ketika tren ini cukup besar di masyarakat, dampaknya dapat membuat sektor real estat lebih terkontrol.
“Semua pelanggar bingung dan bingung karena komunitas sejati juga bertanya dan meminta pengguna potensial dan klien.
Muncul pertanyaan karena banyak orang berpikir bahwa pemerintah akan menyediakan rumah gratis secara gratis. Pembatalan cadangan besar adalah bukti gerakan ini, tidak dapat bekerja dengan cepat sebagaimana mestinya.
“Ketika industri real estat dikirim, rumah ini gratis (pengembang) akan tersebar, efeknya besar karena orang tidak mau membeli (atau) melambat karena rumah bebas,” kata Joe.
Fenomena ini mengingatkan saya pada tren penebusan dan penebusan di sektor otomotif, terutama ketika pemerintah memberikan pajak mobil (PPN) dengan kapasitas mesin kurang dari 1500 cc dan kendaraan listrik. Pada saat itu, orang menangkap pembelian itu karena mereka berharap “diskon” mobil hingga sepuluh juta rupee.
Sebelumnya, Menteri Perumahan dan PKP (PKP) Maruarar Sirait meluncurkan pembangunan 3 juta proyek perumahan oleh Presiden Prabovo Subianto Presiden.
Proyek ini diimplementasikan olehnya sebagai 2,5 hektar dan telah menerima dukungan keuangan dari Supses PT Bumboro dan konstruksi dikelola oleh Grup Agung Sedayu (ASG). Penjualan properti dimilal yang diterbitkan dalam artikel berikutnya.