illini news Ngeri! Ini Sederet Bencana Akibat Perubahan Iklim Sepanjang 2024

Jakarta, ILLINI NEWS – Hampir seluruh wilayah di planet bumi akan menghadapi dampak negatif berbagai bencana akibat perubahan iklim pada tahun 2024.

Tahun ini merupakan tahun terpanas yang pernah tercatat, dengan rekor suhu di atmosfer dan lautan yang menjadi bahan bakar terjadinya cuaca ekstrem di seluruh dunia.

World Weather Attribution, pakar mengenai bagaimana pemanasan global mempengaruhi peristiwa-peristiwa ekstrem, mengatakan bahwa hampir setiap bencana yang mereka kaji dalam 12 bulan terakhir diperburuk oleh perubahan iklim.

“Efek pemanasan bahan bakar fosil tidak pernah sejelas atau seberbahaya ini pada tahun 2024. Kita hidup di era baru yang berbahaya,” kata ilmuwan iklim Friederike Otto, yang memimpin jaringan WWA, seperti dikutip AFP, Jumat (27/12). 12). /2024).

Suhunya sangat tinggi

Pada Juni 2024, lebih dari 1.300 orang meninggal saat menunaikan ibadah haji di Arab Saudi akibat suhu yang mencapai 51,8 derajat Celcius (125 derajat Fahrenheit).

Panas ekstrem, kadang-kadang disebut sebagai ‘silent killer’ (pembunuh diam-diam), telah terbukti membunuh di Thailand, India, dan Amerika Serikat.

Kondisi di Meksiko sangat buruk sehingga monyet-monyet berjatuhan dari pohon hingga mati, sementara Pakistan mengharuskan jutaan anak-anak di rumah karena suhu melonjak hingga di atas 50 derajat Celcius.

Yunani mencatat rekor suhu awal musim panas pertamanya, yang merupakan terpanas di Eropa. Negara ini memaksa penutupan Acropolis dan menghadapi kebakaran hutan yang mengerikan.

Banjir ringan

Perubahan iklim bukan tentang suhu yang lebih hangat. Lautan yang lebih hangat berarti lebih banyak penguapan, dan udara yang lebih hangat menyerap lebih banyak uap air, sehingga menimbulkan hujan lebat yang tidak stabil.

Pada bulan April, Uni Emirat Arab menerima curah hujan selama dua tahun dalam satu hari, mengubah daerah gurun menjadi lautan, dan melumpuhkan bandara Dubai.

Kenya baru saja keluar dari rekor kekeringan ketika banjir terburuk dalam beberapa dekade membawa serangkaian bencana ke negara Afrika Timur tersebut.

Empat juta orang membutuhkan bantuan setelah banjir bersejarah menewaskan lebih dari 1.500 orang di Afrika Barat dan Tengah. Eropa, khususnya Spanyol, mengalami hujan lebat yang menyebabkan banjir mematikan.

Afghanistan, Rusia, Brasil, Tiongkok, Nepal, Uganda, India, Somalia, Pakistan, Burundi, dan Amerika Serikat termasuk di antara negara-negara yang menghadapi banjir pada tahun 2024.

Badai Tropis

Permukaan laut yang hangat menyalurkan energi siklon tropis saat bergerak ke daratan, menghasilkan angin kencang dan daya rusaknya.

Badai besar yang melanda Amerika Serikat dan Karibia, khususnya Milton, Beryl, dan Helene, pada tahun 2024 berada di atas rata-rata tahun badai.

Filipina mengalami enam topan besar pada bulan November saja, hanya dua bulan setelah Topan Yagi melanda Asia Tenggara.

Pada bulan Desember, para ilmuwan mengatakan pemanasan global turut memperkuat Topan Chino yang menghantam Mayotte, menghancurkan wilayah termiskin di Prancis.

Kekeringan dan Kebakaran Hutan

Beberapa wilayah mungkin menjadi lebih basah karena perubahan iklim mengubah pola curah hujan, namun wilayah lainnya mungkin menjadi lebih kering dan lebih rentan terhadap kekeringan.

Amerika menghadapi kekeringan parah pada tahun 2024 dan kebakaran hutan membakar jutaan hektar lahan di Amerika Serikat bagian barat, Kanada, dan lembah Amazon, yang biasanya merupakan salah satu tempat dengan curah hujan tertinggi di dunia.

Antara bulan Januari dan September, lebih dari 400.000 kebakaran tercatat di seluruh Amerika Selatan, menutupi seluruh benua dengan asap tebal.

Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pada bulan Desember bahwa 26 juta orang di Afrika bagian selatan berisiko kelaparan karena kekeringan selama berbulan-bulan melanda wilayah miskin tersebut.

Dampak Ekonomi

Cuaca ekstrem akan merenggut ribuan nyawa pada tahun 2024 dan menyebabkan lebih banyak lagi orang yang berada dalam kemiskinan ekstrem. Dampak jangka panjang dari krisis ini tidak dapat diukur.

Dalam hal kerugian ekonomi, perusahaan asuransi Swiss Re yang berbasis di Zurich, dalam sebuah laporan yang dirilis pada awal Desember, memperkirakan kerugian global sebesar 310 miliar dolar.

Menurut perusahaan tersebut, banjir di Eropa, khususnya di provinsi Valencia di Spanyol, dimana lebih dari 200 orang meninggal pada bulan Oktober, dan badai Helene dan Milton menambah kerugian yang ditimbulkan.

Pada tanggal 1 November, Amerika Serikat mengalami 24 bencana cuaca pada tahun 2024 dengan kerugian melebihi $1 miliar, menurut data pemerintah.

Kekeringan di Brasil menyebabkan kerugian pada sektor pertanian sebesar $2,7 miliar antara bulan Juni dan Agustus. Sementara itu, asosiasi industri mengatakan, “tantangan iklim” mendorong produksi anggur global ke tingkat terendah sejak tahun 1961. (pgr/pgr) Tonton video di bawah ini: Video: Mengapa COP 29 Baku Azerbaijan dianggap sangat buruk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *