Tembagapura, ILLINI NEWS – PT Freeport Indonesia (PTFI) terus berupaya menyelesaikan reklamasi tambang Grasberg, Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua. Direncanakan akan dipulihkan hingga 920 hektar (ha) pada tahun 2041.
Manajer PT Freeport Indonesia Grasberg Surface Mine Engineering, Sena Indra Wiraguna menjelaskan, sesuai aturan, pihaknya melaporkan kegiatan rehabilitasi pasca operasi tambang Grasberg setiap lima tahun sekali kepada Kementerian Energi dan Mineral (ESDM).
Hingga tahun ini, perseroan telah mengembangkan tambang Grasberg seluas 570 hektare.
“Kita punya sekitar 570 hektare, kemungkinan persentasenya lebih dari 60% (920 hektare),” kata Sena saat ditemui di kawasan pertambangan Grasberg, Papua, Selasa (12/10/2024).
Padahal, kata Sena, pihaknya memiliki target pemulihan tahunan selama lima tahun untuk disampaikan kepada Kementerian ESDM. Misalnya, tahun ini partai menargetkan merestorasi 65 hektare.
“Tahun 2025 menjadi 25 hektar, tahun 2026 menjadi 35 hektar. Ini akan berakhir pada tahun 2026 dan selanjutnya kita usulkan restorasi untuk lima tahun ke depan,” kata Sena.
Sena menambahkan, biaya restorasi untuk satu hektare mencapai 200 ribu dolar AS. Harga adalah harga rata-rata produk. Pasalnya, setiap hektar lahan memiliki harga tersendiri.
“Ada yang 180.000 dolar, ada pula yang 250.000 dolar. Jadi rata-ratanya 200 dolar,” tegasnya.
Misalnya saja tambang Grasberg yang resmi dioperasikan oleh PT Freeport Indonesia sejak tahun 1990 dan resmi ditutup pada April 2020.
Berdasarkan perhitungan Sena, selama 30 tahun beroperasi, tambang Grasberg hanya menghasilkan 1,4 miliar ton bijih dan 3,4 miliar ton lapisan penutup.
(pgr/pgr) Simak video di bawah ini: Video: Mantan Menkeu RI: Ekonomi Membosankan, Utang Besar, Tambang Salah Kelola Artikel berikutnya Bos MIND ID: 98% posisi strategis di Freeport dipegang oleh putra-putri Indonesia.