Jakarta, ILLINI NEWS – Indonesia menjadi korban perang yang sedang berlangsung di Timur Tengah. Ketika Israel memperluas serangannya terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon, nilai tukar rupiah terdepresiasi.
Perkembangan terakhir pada 15 Oktober 2024 nilai tukar rupiah terdepresiasi secara point-to-point sebesar 2,82% dibandingkan bulan sebelumnya, kata Menteri Keuangan Sri Mulani Indrawati dalam konferensi pers hasil sidang reguler keempat. Jumat (18/10/2024) KSSK di Jakarta.
“Pertumbuhan telah melemah selama dua minggu terakhir karena ketidakpastian global mengenai ketegangan di Timur Tengah, seiring dengan kenaikan harga minyak. Sebab, ini merupakan daerah penghasil minyak,” jelasnya.
Namun dibandingkan posisi Sri Mulani akhir tahun lalu, pergerakan rupee sudah jauh membaik. Depresiasi turun 1,17%.
“Penurunan sebesar 1,17% masih lebih baik dibandingkan peso Filipina dan beberapa mata uang regional seperti dolar Taiwan dan won Korea,” tegas Sri Mullaney.
Rupiah menguat signifikan pada akhir triwulan III 2024. Dolar AS mencapai level 15.000 dari sebelumnya di atas Rp 16.400.
“Ke depan, nilai tukar rupiah diperkirakan akan terus menguat seiring dengan imbal hasil yang menarik, inflasi Indonesia, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik,” ujarnya. IHSG Berjuang 4 Hari Artikel Berikutnya Dolar Capai Rp 16.400, Jokowi Sebut Sri Mulyani, BI, OJK & LPS