Jakarta, ILLINI NEWS – Banyak ilmuwan yang terkejut dengan pendinginan suhu Atlantik di sepanjang garis khatulistiwa. Fenomena yang tidak biasa ini dimulai pada awal Juni dan memecahkan rekor.
Saat itu suhu turun hingga 25 derajat Celcius. Padahal, pada bulan Februari dan Maret, suhu permukaan mencapai sekitar 30 derajat Celcius.
Faktanya, suhu dingin dan hangat bergantian setiap tahun. Namun apa yang terjadi baru-baru ini sungguh luar biasa.
“Kami bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi. Ini bisa jadi merupakan fitur sementara yang disebabkan oleh proses yang belum dipahami,” kata Michael McPhaden, ilmuwan senior di National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), dikutip dari Live Science, Senin. 28.). /10/2024).
Meski demikian, suhu kembali meningkat. Franz Tuchen dari University of Miami di Florida menjelaskan, kemungkinan fenomena tersebut tidak termasuk dalam La Nina Atlantik.
Keanehan lainnya adalah suhu dingin tidak terjadi karena angin pasat yang lebih kencang. Angin lebih lemah di tenggara khatulistiwa.
McPhaden melihat angin kencang yang luar biasa pada bulan Mei. Pada saat itu, angin bertiup ke barat dan kemungkinan suhu dingin akan mulai terjadi.
Namun, dia mengatakan angin juga tidak berkontribusi terhadap penurunan suhu. Mungkin ada alasan lain.
Kemungkinan besar, para ilmuwan mengatakan bahwa pendinginan permukaan Samudera Atlantik bukan disebabkan oleh perubahan iklim. McPhaden mengungkapkan alasan lain dari suhu dingin yang misterius.
“Sekilas, ini hanyalah perubahan alami pada sistem iklim di Atlantik khatulistiwa,” ujarnya. (luar biasa / luar biasa) Tonton video di bawah ini: Video: Ingin membuat bot, bos ChatGPT dan Amazon Joint Venture Artikel selanjutnya 15.000 ilmuwan ini bersaksi tentang skema Kiamat Berani melihat?