Jakarta, ILLINI NEWS – Ketua Dewan Persusuan Nasional (DPN) Teguh Boediyana mengatakan krisis uang tunai yang terjadi sekitar tahun 1997 merupakan titik balik yang sulit bagi peternakan dan koperasi susu di Indonesia. Peternak sapi perah dan koperasi susu masyarakat harus mandiri, tanpa perlindungan hukum.
DPN juga berharap pemerintahan baru yang dipimpin oleh Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka membawa perubahan yang lebih baik bagi peternakan sapituru dan peternakan sapituru nasional.
Teguh mengatakan saat itu terdapat 50 Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani antara Pemerintah Indonesia dan Dana Moneter Internasional (IMF) pada akhir tahun 1997. Dokumen ini, kata dia, telah dimanfaatkan oleh beberapa pihak untuk menghilangkan payung hukumnya. . untuk pengembangan peternakan di dalam negeri.
“Dengan Petunjuk Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 1998, maka Inpres Nomor 2 Tahun 1985 dicabut dan tidak dapat diterapkan lagi. Oleh karena itu, peternak dan koperasi susu tidak lagi memiliki payung hukum. koperasi dan “Industri Pengolahan Susu (IPS),” kata Teguh pada upacara penghormatan terhadap Bapak Peternak Sapi Perah Rakyat dan Koperasi Susu di Auditorium Kementerian Koperasi dan UKM, Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Sejak tahun 1998, katanya, peternak sapi perah dan koperasi memasuki zona liberal tanpa perlindungan. Meski IPS berjanji akan mengambil susu segar dari peternak sapi perah, namun posisi tawar peternak atau koperasi yang mengandalkan IPS untuk menjual produknya sebagai bahan baku masih lemah.
“Kami melihat perkembangan produksi susu segar relatif stagnan kurang dari 20% kebutuhan nasional. Koperasi Susu Primer juga semakin berkurang, kini tinggal 65 (koperasi susu). tidak banyak yang mengelola susu segar dalam jumlah banyak,” ujarnya.
Selain itu, kata Teguh, kontribusi peternakan sapi perah kecil terhadap pemenuhan kebutuhan susu nasional kurang dari 20% yang menjadi perhatian. Dalam hal ini, Dewan Persusuan Nasional (DPN) pun berharap ada perubahan di pemerintahan ke depan. Artinya, peternakan sapi perah manusia telah mendapat perhatian baru dari pemerintah dan organisasi terkait.
“Berpartisipasi dan berkontribusi dalam memberdayakan potensi yang ada di pedesaan juga memberikan multiplier effect khususnya di bidang perekonomian. Tentu saja termasuk memberikan manfaat bagi peternak sapi perah dan memperkuat forum kerja sama susu nasional,” tutupnya. (dce) Simak video di bawah ini: Video : Tak Sampai 8%, Proyek Pertumbuhan Ekonomi IMF di Era Prabowo Artikel berikutnya Prabowo – Program susu gratis Gibran menjadi harapan kebangkitan petani lokal