Jakarta, ILLINI NEWS Indonesia- Dalam dunia fashion wanita, pakaian dalam sudah menjadi lebih dari sekedar kebutuhan; itu telah menjadi bagian dari budaya pop dengan banyak penggemar. Contoh terbaiknya adalah Victoria’s Secret, merek pakaian dalam asal Amerika Serikat yang baru-baru ini kembali menggelar peragaan busana tahunannya setelah vakum selama lima tahun.
Namun siapa sangka dibalik wajah dan punggungnya yang mengkilat, banyak produk dari brand ini yang memiliki label “Made in Indonesia”.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2023 ekspor pakaian dalam kategori HS 61071100 dari Indonesia ke banyak negara akan mencatatkan angka yang signifikan. Amerika Serikat menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor US$4,28 juta atau setara 196.742 kilogram barang. Menyusul Korea Selatan di peringkat kedua dengan nilai ekspor USD 1,58 juta (97.663 kg), sedangkan Jepang di peringkat ketiga dengan nilai USD 1,39 juta (61.545 kg). Negara lain seperti Australia dan Arab Saudi juga bisa berdagang dengan harga ekspor masing-masing USD 547 ribu (25.313 kg) dan USD 280.000 (21.076 kg).
Keberhasilan ekspor ini tidak lepas dari persaingan pabrikan Indonesia yang mampu memenuhi standar tinggi. Banyak perusahaan pakaian Indonesia, khususnya di Jawa Barat dan Jawa Tengah, yang telah bermitra dengan merek internasional seperti Victoria’s Secret, Calvin Klein, dan Uniqlo. Pabrik-pabrik tersebut dikenal tidak hanya karena kualitas produknya, namun juga efisiensi biaya produksi, termasuk tenaga kerja terampil dengan harga bersaing dibandingkan negara lain.
Amerika merupakan pasar terbesar karena permintaan jeans di negara tersebut sangat besar. Selain itu, bisnis online semakin meningkat, dan epidemi global juga menyebabkan tersebarnya produk-produk Indonesia ke rak-rak virtual internasional. Produk pakaian dalam buatan Indonesia seringkali dijual dengan harga premium di pasar internasional, misalnya satu set pakaian dalam buatan Indonesia bisa dijual seharga $20-$100 di Amerika Serikat.
Selain kualitas, daya tahan menjadi keunggulan lain produk Indonesia. Banyak bisnis lokal yang beralih menggunakan bahan ramah lingkungan seperti kapas organik dan pewarna alami. Langkah-langkah ini menarik bagi perusahaan-perusahaan seperti Eropa dan Amerika yang peduli terhadap isu lingkungan.
Namun, tidak semua kisah sukses tanpa tantangan. Persaingan internasional masih menjadi ancaman. Negara-negara seperti Vietnam dan Bangladesh terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan menawarkan harga yang lebih rendah. Namun kelebihan Indonesia adalah produksi yang cepat dan menjalin hubungan baik dengan modal yang besar.
Potensi ekspor pakaian dalam Indonesia masih jauh dari kata jenuh. Dengan berfokus pada inovasi produk dan keberlanjutan, Indonesia dapat terus memperkuat posisinya sebagai pemain kunci dalam industri pakaian jadi global, yang juga merupakan langkah penting, mengingat pasar seperti Australia dan Timur Tengah terus bertumbuh. menunjukkan peningkatan permintaan.
Melihat kehebatan tersebut, nampaknya pakaian dalam “Made in Indonesia” akan memasuki pakaian konsumen di seluruh dunia sehingga memicu minat terhadap industri tekstil tanah air. Dengan kerja sama produsen lokal, pemerintah, dan mitra internasional, perekonomian Indonesia siap mendobrak batasan baru di kancah internasional.
Riset ILLINI NEWS (emb/emb)