Catatan: Artikel ini merupakan pendapat pribadi penulis dan tidak mencerminkan pendapat Tim Redaksi illinibasketballhistory.com
Beberapa tahun terakhir, bisnis platform digital seperti Gojek dan Grab menjadi fenomena yang tidak bisa dihindari di Indonesia. Berkat inovasi di bidang transportasi dan transportasi, perusahaan-perusahaan ini tidak hanya menyediakan layanan yang memudahkan mobilitas manusia, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi jutaan orang. Karena perubahan sifat pekerjaan, platform ini telah menyerap banyak tenaga kerja, terutama mereka yang kesulitan mencari pekerjaan di bidang hukum. Namun seiring dengan pesatnya pertumbuhan industri ini, telah terjadi pekerjaan sulit yang memerlukan perhatian cermat dari pemerintah, pengusaha, dan masyarakat.
Pekerjaan mudah di era digital
Salah satu keunggulan utama platform digital adalah kemampuannya dalam membuat proyek dengan fleksibilitas tinggi. Driver baik Gojek maupun Grab bisa menentukan kapan akan bekerja, berapa lama dan di wilayah mana mereka ingin bekerja.
Perubahan ini menjadi daya tarik yang besar, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan pekerjaan sementara atau penghasilan tambahan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2021, jumlah pekerja ilegal akan mencapai 59,45% dari seluruh pekerja di Indonesia, dan banyak dari mereka yang mulai bekerja di platform digital untuk memenuhi kebutuhan finansialnya.
Namun, meskipun perubahan ini bermanfaat bagi karyawan, terdapat banyak tantangan yang tidak dapat diabaikan. Afiliasi sepeda motor online sering kali berjuang dengan pendapatan yang tidak terjamin, tidak adanya jaminan sosial, dan tidak adanya akses terhadap asuransi kesehatan dan keselamatan, meskipun banyak perusahaan telah mulai menawarkan berbagai program untuk membantu rekanan mengakses asuransi kesehatan dan pekerjaan. Situasi ini membuat banyak orang bertanya-tanya apakah model kerja ini cocok untuk pekerja di era digital.
Peran pemerintah: tidak hanya mengontrol, tetapi juga melindungi
Dalam konteks ini, pemerintah berperan penting, tidak hanya sebagai regulator, namun juga sebagai fasilitator pelayanan kesehatan. Diperlukan kebijakan yang tepat untuk menjamin keberlangsungan perkembangan dan kelangsungan hidup industri transportasi digital. Namun, pekerjaan pemerintah tidak berhenti sampai di situ.
Menurut teori ekonomi klasik yang dikembangkan oleh Adam Smith, peran pemerintah adalah menjamin “barang publik”, yaitu kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipraktikkan melalui mekanisme bisnis.
Sehubungan dengan itu, upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan peserta taksi online dapat diwujudkan melalui berbagai kebijakan sosial. Misalnya, pemerintah dapat mendorong pengemudi untuk memiliki lebih banyak akses terhadap layanan jaminan sosial seperti BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan, yang preminya lebih murah atau ditanggung oleh pemerintah.
Inisiatif lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan bagi para pengemudi untuk mengembangkan keterampilan baru agar bisa ditransfer ke pekerjaan terbaik, meski hal ini sudah dilakukan oleh perusahaan platform digital seperti Gojek dan Grab.dan perlu ditingkatkan jumlahnya.
Oleh karena itu, tanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan para peserta balap motor online tidak hanya menjadi tanggung jawab platform tetapi juga pemerintah. Model kerja platform digital seperti Gojek, Grab, Maxim dan InDrive bukanlah pengganti pekerjaan formal, melainkan solusi sementara yang membantu mengurangi pengangguran di Indonesia. Menurut laporan McKinsey pada tahun 2020, ekonomi digital Indonesia telah menyerap lebih dari 6 juta lapangan kerja baru, dan transportasi digital berkontribusi terhadap angka tersebut.
Bisnis platform sebagai bantalan sosial
Satu hal yang sering dilupakan dalam perdebatan mengenai pekerjaan digital adalah peran platform seperti Gojek dan Grab sebagai “jejaring sosial” bagi para pengangguran. Ketika seseorang kehilangan pekerjaan atau kesulitan memasuki pasar bisnis, platform bisnis menawarkan solusi yang cepat dan efektif. Hal ini memungkinkan masyarakat untuk tetap aktif dan menghasilkan pendapatan, meskipun hanya sementara. Banyak mitra pengemudi yang mengakui bahwa bekerja di platform digital membantu mereka bertahan hingga mendapatkan pekerjaan terbaik.
Perubahan ini didasarkan pada ide yang disampaikan oleh Richard Florida dalam bukunya The Rise of the Creative Class, yang dapat dengan mudah bekerja di era digital dengan menyediakan tempat bagi masyarakat untuk mencari dan menciptakan peluang yang lebih baik di masa depan. Bisnis ini juga memungkinkan pekerja di sektor informal mendapatkan penghasilan yang layak sambil menunggu tawaran pekerjaan di sektor formal.
Membangun kemitraan antara pemerintah, platform, dan mitra penggerak
Pemerintah dapat memainkan peran yang lebih besar dalam membantu pengemudi melakukan integrasi, tanpa menerapkan terlalu banyak pembatasan pada perusahaan platform digital. Jika peraturannya terlalu ketat, ada risiko berdampak pada bisnis dan mengurangi kemampuan platform dalam menyerap tenaga kerja. Pada saat yang sama, perusahaan penyedia platform digital tidak bisa dibiarkan tanpa perlindungan yang memadai bagi mitranya.
Kerja sama antara pemerintah, perusahaan, dan mitra pengemudi sangatlah penting. Pemerintah dapat mempermudah perusahaan untuk menciptakan layanan yang lebih inklusif, misalnya dengan memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang menggunakan layanan kesehatan untuk mitranya. Selain itu, platform digital juga dapat memperkenalkan standar kinerja yang dapat mengurangi beban mitra, seperti pemberian bonus kepada pengemudi yang mencapai tujuan tertentu atau bantuan bahan bakar untuk mitra jangka panjang.
Sebuah studi pada tahun 2021 yang dilakukan oleh Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) menyarankan agar pemerintah mengembangkan kebijakan yang tidak hanya mengatur hubungan perburuhan tetapi juga mendorong standar platform digital bisnis ketenagakerjaan agar tetap stabil. Kerangka kerja ini memungkinkan adanya keseimbangan antara hak-hak pekerja, kepentingan bisnis, dan pertumbuhan ekonomi.
Melihat masa depan platform perdagangan
Platform pemasaran digital telah memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. Misalnya saja Gojek, Grab dan pengusaha lainnya yang telah memberikan kontribusi penting yaitu mengurangi tekanan terhadap pemerintah untuk menciptakan lapangan kerja di sektor hukum.
Namun perekonomian mempunyai ciri khas tersendiri yang harus dipahami oleh pemerintah dan masyarakat luas. Mengharapkan platform perdagangan sesempurna bisnis yang sah adalah hal yang tidak realistis. Yang lebih penting adalah bagaimana menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan usaha ini sekaligus menjamin perlindungan yang memadai bagi pekerja. Fleksibilitas yang diberikan oleh platform bisnis ini penting dalam jangka pendek bagi para pengangguran dan harus dihargai sebagai bagian dari lingkungan kerja Indonesia yang lebih luas.
Dengan integrasi, kolaborasi dan keberlanjutan, platform bisnis digital dapat terus menjadi bisnis dalam membantu mengatasi pengangguran sekaligus memastikan gaya hidup sehat bagi para karyawannya.
(hura/hura)