Jakarta, ILLINI NEWS – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali angkat bicara soal rencana merger perusahaan pelat merah. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan beberapa BUMN akan digabungkan sesuai bidang masing-masing, yakni integrasi konstruksi, integrasi pelabuhan, dan integrasi perkeretaapian.
“Jadi sebenarnya kita punya tiga program besar,” ujarnya di Jakarta, Jumat (27/12).
Pria yang akrab disapa Tiko ini menjelaskan, integrasi BUMN Karya akan segera diikuti oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) akan menjadi anak perusahaan PT Hutama Karya (Persero).
“Tadinya kita promosikan Waskita di bawah HK. Nah untuk WIKA dengan PP dan antara Adhi Karta – Brantas, kita sedang mengkaji strukturnya. Tapi saya berharap tahun ini ketiganya bisa kita selesaikan. Secara bertahap, Waskita HK yang pertama,” dia menjelaskan.
Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya kini mempertimbangkan integrasi sektor pelabuhan, yakni Pelni akan melakukan merger dengan Pelindo sebagai pengelola pelabuhan dengan pengelola kapal dan pengelola kapal.
Dia berkata: “Apa tujuannya? Sehingga biaya logistik maritim bahkan seluruh ekosistem transportasi penumpang laut dapat lebih terintegrasi dengan jangkauan yang lebih luas dan biaya yang lebih rendah bagi pelanggan.”
Saat ini penelitian hukum banyak dikaji, termasuk penelitian ekonomi. “Mungkin akhir kuartal pertama nanti kita share hasilnya apa,” imbuhnya. Jadi hal kedua adalah kami melakukan penelitian di sini.”
Terakhir, INKA dan KAI sedang dalam pertimbangan. “Saat ini ada program pembangunan kereta api penumpang pertama di Indonesia,” imbuhnya.
Tiko menambahkan, merger beberapa BUMN belum tentu dilakukan dengan rencana merger.
“Saya bilang belum tentu merger. Jadi persoalannya merger, dipertahankan atau tidak, nanti anaknya tinggal sama orang tuanya atau tidak. Jadi, sebenarnya bukan merger, tapi merger. Jadi pasti merger. ,” tutupnya. . (Romys Binekasri/fsd) Simak video di bawah ini: Video: Strategi MIND ID perkuat industri aluminium RI Artikel selanjutnya Sebelum pergantian pemerintahan, simak nasib 14 BUMN Sakit