illini news Terungkap! Begini Rencana Prabowo Hapus PPN & BPHTB Pembelian Rumah

JAKARTA, ILLINI NEWS – Ketua Satgas Perumahan Presiden terpilih Prabowo Subianto Hashim Jojahadikusuma memberikan pidato tentang penghapusan pajak atas pembelian rumah yaitu Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Hak Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan Negara (PPN). .

Kebijakan ini rencananya akan diterapkan pada masa pemerintahan Probov. Namun penghapusan ini bersifat sementara. Dengan cara ini, beban masyarakat di rumah mereka sendiri harus dikurangi.

“Sudah beberapa kali kita bahas Pak Nixon (Ketua BTN), Pak Boni (Anggota Pokja Rumah Tangga), kalau tidak salah SMF, PPN 11%. Dihapus sebentar, mungkin 1, 2, “3 tahun pertama kita hapus. Ini supaya bebannya berkurang,” kata Hasyim kepada Detikcom, Senin (14/10/2024).

Hashim mengatakan, rencananya BPHTB Prabowo akan dicopot sementara sebesar 5%. Dengan demikian, PPN dan BFTTB sebesar 16% dihapuskan untuk sementara.

Penghapusan pajak ini dilakukan untuk merevitalisasi dan merevitalisasi sektor properti serta sebagai stimulus ekonomi untuk memerangi kemiskinan.

Hashim mengetahui akibatnya negara akan kehilangan banyak sumber pendapatan seperti PPN dan BPHTB. Namun bisa ditransfer dari pendapatan lain. Belum lagi ke depan akan ada Kementerian Pendapatan Negara yang akan mengatur penerimaan negara.

“Kami bisa mencari alasan untuk mengkompensasi hilangnya pendapatan. Mungkin teman-teman REI kalau 16% (pajak perumahan) ini kita hapus dari BTN, berapa pendapatan pemerintah yang hilang, tapi kita dapat dari pajak dan lain-lain, dari kontraktor, dari pendapatan lain-lain,” tegasnya.

Hashim juga membeberkan rencana Prabowo membangun 3 juta rumah. Setiap tahun, dan tidak dalam satu periode, 3 juta rumah dibangun.

“Maksudnya, saya hanya membangun saja, bukan 3 juta (1 periode). Kami ingin menghasilkan 3 juta setiap tahun, (5 tahun) 15 juta. Saya berharap bisa membangun 3 juta (rumah) setiap tahunnya,” kata Hashim dalam kesempatan yang sama.

Nantinya, dari 3 juta rumah tersebut, 1 juta akan dibangun di perkotaan dan 2 juta di perdesaan. Kontraktor terkenal tidak boleh membangun di daerah pedesaan. Ia menginformasikan, pembangunan rumah di desa-desa akan dilakukan oleh kontraktor kecil, UMKM, dan BUMD.

“Prabovo ingin 2 juta unit (rumah) dibangun di pedesaan oleh kontraktor kecil, UMKM, koperasi, BUMD,” ujarnya.

Pembangunan rumah di pedesaan sebaiknya tidak dilakukan oleh kontraktor besar atau konglomerat agar kelas menengah bisa kembali muncul.

“Setiap tahunnya 2 juta rumah di desa dialokasikan untuk pengusaha kecil, kontraktor kecil. 1 juta (rumah di kota) dibuka (untuk perusahaan besar),” kata Hashim.

(haa/haa) Simak video di bawah ini: Video: Masyarakat Kritik Kenaikan PPN 12%, Dunia Usaha Ikut Goyang! Artikel Berikutnya Pemerintahan Jokowi Modelkan Kenaikan PPN 12%, Akankah Berlaku di 2025?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *