Jakarta ILLINI NEWS – Penyedia batubara termal PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/12/2024).
IPO AADI menjadi salah satu yang dicermati pelaku pasar. Pasalnya, sebelum IPO, induk usahanya, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) melakukan investasi atau divestasi bisnis batubara panas, sehingga investor saham ADRO berhak membeli saham AADI. Pernyataan Keterbukaan Pemegang Saham (PUPS PUPS AADI).
Dalam PUPS ini, ADRO akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya kepada AADI, yakni sebanyak 7.008.202.240 lembar saham dengan nilai nominal Rp3.125 per saham.
Setiap investor yang memiliki 4.389 saham ADRO akan mendapatkan 1.000 hak untuk membeli saham AADI.
Sedangkan harga penawaran merupakan harga rata-rata tertimbang volume per saham AADI yang ditentukan setelah penutupan usaha pada hari pencatatan saham dan penyesuaian harga penawaran akhir.
Harga minimumnya akan menggunakan nilai wajar saham AADI senilai total Rp 5.546, sedangkan harga maksimumnya adalah 107,5% dari hasil pengujian auditor independen, sesuai batas wajar yang diatur dalam POJK No. 35/2020 atau Rp 5.960 per saham yang diterbitkan.
Daftar PUPS sendiri melewati batas waktu bersamaan dengan pembagian saham ADRO pada 26 November. Jadi kini hanya mereka yang berhak menebus saham AADI yang bisa memulai pelatihan mulai Jumat (6/12/2024) depan hingga Selasa pekan depan (12/10/2024). Dengan demikian, baru pada Rabu (12/11/2024) saham AADI baru masuk ke portofolio investor.
Untuk menjaga stabilitas harga, AADI menggunakan lock-in period
Guna menjaga kestabilan harga saham pasca IPO, perseroan juga menerapkan kebijakan lock-up period selama delapan bulan untuk mencegah penjualan besar-besaran yang dapat mengganggu pasar.
Lock-out ini berlaku bagi pemegang saham yang mendaftar untuk mengakuisisi saham AADI dalam waktu enam bulan sebelum pendaftarannya di Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga akan dilock out selama delapan bulan.
Kini, berlaku bagi direksi AADI yakni Adaro Strategic Investments (ASI) dan Boy Thohir yang memiliki masa lock-out selama 12 bulan.
Sementara untuk harga saham AADI pada hari pertama pencatatan hingga pukul 12.00 WIB tercatat Upper Auto Reject (ARA) melonjak 20% ke level Rp 6.650 total.
Kenaikan harga saham AADI pada awal pencatatannya tentu cukup menarik perhatian para pelaku pasar untuk mengambil keuntungan dalam jangka pendek, namun jika ditilik lebih dalam secara fundamental, AADI juga menarik dan terutama digunakan sebagai investasi jangka panjang. . Capital gain jumbo, Potensi return hingga 17%.
ADRO dikenal sebagai perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah besar. Namun kali ini nampaknya beralih ke AADI karena perusahaan tersebut merupakan sumber pendapatan utama induk perusahaan yang kini berganti nama menjadi Alamtri Resources Indonesia.
Berdasarkan prospektus, AADI berniat mengalokasikan sedikitnya 45% laba bersihnya untuk pembagian saham. Jika dilakukan, pembagian pertama akan disalurkan pada tahun 2026 atas laba tahun anggaran 2024.
Jika dihitung dengan perkiraan rasio pembayaran dividen (DPR) yang tinggi hingga 50%, sama dengan rata-rata DPR ADRO selama tiga tahun terakhir, AADI memiliki potensi pembayaran dividen sebesar Rp966 per saham untuk FY2025 sebesar 17% dari harga awal IPO.
Namun perlu diperhatikan bahwa pembagian keuntungan memperhatikan empat faktor penting yaitu arus kas, dana cadangan, tanggung jawab kepada kreditur, dan kepatuhan hukum.
Disclaimer ILLINI NEWS RESEARCH: Artikel ini merupakan produk jurnalistik berupa opini dari ILLINI NEWS Research. Ulasan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca membeli, menahan atau menjual produk atau sektor terkait kepada investor. Keputusan sepenuhnya ada di tangan pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan ini.
(tsn/tsn)