JAKARTA, ILLINI NEWS – Internet sudah menjadi kebutuhan dan nafas dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat, termasuk pendidikan.
Penggunaan internet sedang digalakkan dalam dunia pendidikan. Selain sebagai media pembelajaran dan sumber referensi, Internet juga mendukung Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) atau Computer Based Test (CBT).
Tidak hanya pelajar di kota-kota besar, pemanfaatan internet sudah menjangkau daerah terdepan, terpencil, tertinggal (3T) seperti masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan.
Agnes Serlia Tanes, siswa kelas 12 SMA Negeri 1 Amfoang Timur, menjelaskan bagaimana internet membuat siswa dari daerah perbatasan seperti dia lebih terbuka terhadap dunia luar. Sekolah tersebut terletak di Amphoang Timur, Kabupaten Kupang, perbatasan Indonesia dan Timor Leste di wilayah Opoli.
Sekolah tersebut terletak 200 kilometer (km) dari ibu kota Nusa Tenggara Timur (NTT), Kupang. Jaringan internet baru memasuki wilayah perbatasan Opole pada tahun 2019. Dengan antusias, Agnes menjelaskan bagaimana ia belajar berkreasi dengan membuat dekorasi dari bunga dan menemukan mata pelajaran favoritnya, biologi, di YouTube.
“Beta suka nonton pembuatan bunga di YouTube. Beta pernah membuat bunga dan menang. Beta juga menggunakan internet untuk bekerja dan mencari sesuatu,” kata Agnes kepada ILLINI NEWS saat berbincang dengan SMAN 1 pada pertengahan September lalu.
Namun Agnes hanya tertawa saat ditanya apakah ia juga mencari informasi tentang K-pop melalui internet seperti yang dikatakan jutaan anak muda di Indonesia dan belahan dunia lainnya Untuk menjadi seorang guru.
Agnes mengatakan, dirinya baru diperbolehkan memiliki ponsel saat masih duduk di bangku SMA. Orang tuanya membelikan pinjaman sebesar Rp 30.000 per bulan Agnes adalah salah satu anak beruntung yang memiliki telepon genggam di sekolah. Kendala ekonomi menyebabkan sebagian besar siswa di SMAN 1 Amfoang Timur tidak memiliki telepon genggam. SMAN 1 Amfoang Timur juga memperbolehkan jam check-in hingga pukul 08.00 CALL sehingga siswa yang bepergian dan berjalan kaki tetap dapat check-in sesuai jadwal.
Menurut Agnes, ia dan teman-temannya yang memiliki ponsel suka berbagi informasi, sumber daya, atau berinteraksi dengan siswa lain yang tidak memiliki ponsel.
Jemri Melchior Tikan, guru SMN 1 Mphoang, mengatakan Internet di sekolahnya didukung program Badan Akses Komunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Bakti Kominfo).
Kominfo telah membangun tower base transceiver station (BTS) di SMAN 1 Amfoang sejak tahun 2019. BTS dilengkapi panel surya untuk menghindari pemadaman listrik dari pembangkit listrik PT Perusahaan PerusahaanPLN (PLN).
Seperti diketahui, penyaluran infrastruktur digital yang dilakukan BAKTI Kominfo ditujukan pada empat sektor pelayanan publik yaitu pendidikan, kesehatan, pemerintahan desa dan TNI pusat, sektor kutub atau keamanan khususnya di wilayah perbatasan.
Guru lainnya, Maulana, menceritakan bahwa selama di Kupang ia biasa mendownload semua materi pembelajaran, materi tersebut dibagikan di sekolah, dengan adanya sinyal dari tower BTS, kini ia dapat mendownload materi yang ada di sekolah. Meski demikian, diakuinya sekolahnya masih membutuhkan tambahan kekuatan sinyal untuk mendukung UNBK.
Tidak hanya Kupang, banyak sekolah di NTT termasuk kabupaten paling terpencil di Indonesia yaitu Rote Ndao juga sedang menjalankan pengembangan pendidikan melalui Internet untuk mendukung pembangunan tersebut, BAKTI mencetak 2.142 poin di NTT telah membangun akses internet sementara banyak sekolah di NTT layanan pendidikan yang dapat menggunakan internet adalah Sekolah Dasar (SD) Inpres Sedeon dan SMP 2 Rote Barat di Kabupaten Rote Ndao.
Dressy Andoane, guru di SD Sedion, mengatakan sekolah sebelumnya menggunakan metode pembelajaran langsung. Namun dengan pemanfaatan internet, sekolah yang memiliki 157 siswa ini kini dapat memperluas metode pembelajaran seperti menggunakan layar proyektor atau YouTube.
Penggunaan internet tertinggi ada di SMPN 2 Jalur Barat. UNBK telah berdiri sejak tahun 2016 dan juga telah tersertifikasi sebagai sekolah digital sejak tahun tersebut. Pada tahun 2019, seluruh tingkatan kelas melaksanakan ujian melalui telepon seluler dengan koneksi internet.
Selain jaringan BAKTI, sekolah juga memanfaatkan kekuatan sinyal dari penyedia layanan Internet komersial. Internet kini digunakan di sekolah-sekolah sebagai alat pembelajaran yang berguna.
Kepala SMPN 2 Rot Barat, Stefanos Tafaeb mengatakan, siswa di sana memanfaatkan internet untuk mencari cara memasang air dan juga membuat batu bata lalu menjualnya ke restoran-restoran yang tersebar di sekitar sekolah. Selain batu bata yang mereka buat, SMP 2 Rute Barat juga terletak di dekat pusat wisata Nemberela.
Stephens mengajar di SMPN 2 Rote Barat sejak tahun 1998. Pengalaman hidupnya yang panjang telah mengajarkannya pentingnya menggunakan internet di era digital saat ini. Oleh karena itu, ia aktif menyelenggarakan program sekolah menggunakan internet.
Pemahaman saya sederhana, di mana pun di dunia, kalau dia menguasai internet, dia punya peluang, tidak tergantung di mana dia berada, kalau dia menguasai digital, dia akan berkuasa di dunia, ”ujarnya.
Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan persentase siswa (siswa sekolah dasar) yang menggunakan Internet di NTT mengalami peningkatan dalam empat tahun terakhir, khususnya di Kabupaten Rote Ndao dan Kupang.
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email]
(mae/mae) Simak video berikut: Prabowo: Pembagian Total, Non Negosiasi!