JAKARTA, ILLINI NEWS – Dolar Amerika Serikat (AS) saat ini sedang menguat dan melibas mata uang beberapa negara, mengalahkan ekspektasi pasar terhadap dolar AS pasca kemenangan Donald Trump sebagai presiden AS berikutnya. .
Berdasarkan laporan Refinitiv pada Jumat (15/11/2024), indeks dolar Amerika Serikat (DXY) ditutup pada 106,69, naik 0,02% dari posisi perdagangan hari sebelumnya. Ini merupakan posisi tertinggi sejak November 2023 atau setahun lalu.
Bahkan, dalam sepekan terakhir saja, indeks dolar AS berhasil menguat 1,61%. Dalam sebulan terakhir, indeks dolar AS diketahui bergerak hingga 2,99%.
Ada beberapa faktor yang memperkuat dolar AS. Kemenangan pertama Trump pada pemilu 2024 adalah keinginan berulang Trump untuk menciptakan dolar yang kuat, satu dolar AS.
Yang kedua berkaitan dengan sikap bank sentral (Federal Reserve/Fed) di AS, yang setelah beberapa saat mulai bertindak kembali menanggapi rasa frustrasi para pelaku pasar.
Ketua Fed Jerome Powell telah mengindikasikan bahwa The Fed akan memperlambat penurunan suku bunga. Situasi ini didasarkan pada pertumbuhan ekonomi AS yang kuat. The Fed menyebut pertumbuhan ekonomi Amerika adalah yang terbaik di dunia.
“Perekonomian tidak menunjukkan bahwa kita harus terburu-buru menurunkan suku bunga,” kata Powell kepada para pemimpin bisnis di Dallas, menurut ILLINI NEWS International.
Perekonomian AS tumbuh 2,8% pada kuartal ketiga tahun 2024, sedikit di bawah ekspektasi namun di atas tren historis AS sebesar 1,8%-2%. Proyeksi awal menunjukkan ekonomi AS tumbuh sebesar 2,4% pada kuartal keempat tahun 2024.
Powell menambahkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun jumlah tenaga kerja mengecewakan di bulan Oktober. Non-Farm Payrolls (NFP) naik menjadi hanya 12.000 pada Oktober 2024, terendah sejak Desember 2020.
Mengenai inflasi, dia mengatakan kemajuan telah dicapai, dengan pejabat Fed memperkirakan inflasi akan kembali ke target 2%. Namun, angka inflasi minggu ini menunjukkan sedikit peningkatan pada harga konsumen dan harga produsen, jauh di bawah target The Fed.
Powell berkata: “Inflasi semakin mendekati target jangka panjang kami sebesar 2%, namun masih belum tercapai. Kami berkomitmen untuk melakukan tugas tersebut.”
Sebagai catatan, inflasi AS pada Oktober naik menjadi 2,6% dari 2,4% (secara tahunan) pada September 2024. Tingkat pengangguran pada September 2023 mencapai 4,1 persen. Tingkat pengangguran mencapai 4,3%. Pada Juli 2024, angka tertinggi sejak Oktober 2021.
Di antara kenaikan dolar AS, terdapat sembilan mata uang lain yang memiliki tren kuat terhadap dolar AS.
Mata uang terkuat di dunia adalah Dinar Kuwait, disusul Dinar Bahrain, dan peringkat ketiga adalah Rial Oman.
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email]
(chd/chd)