Pasar keuangan Indonesia ditutup bervariasi, IHSG melemah seiring penguatan rupiah. Wall Street memperoleh keuntungan yang kuat. Data inflasi AS, berita acara FOMC dan panas di Timur Tengah akan menentukan suasana hari ini
JAKARTA, Indonesia – Pasar keuangan Indonesia ditutup datar pada Rabu (10 September 2024). Indeks Saham Gabungan (IHSG) melemah, rupee menguat terhadap dolar AS, dan investor kembali melirik pembelian Surat Berharga Negara (SBN).
Pasar keuangan akan terdampak sentimen eksternal pada hari ini, Kamis (10/10/2024), dan sejumlah emosi menanti pelaku pasar malam ini. Artikel ramalan dan sentimen pasar minggu ini dapat ditemukan di halaman 3 artikel ini.
IHSG Pada perdagangan kemarin, Rabu (10/9/2024), IHSG melemah 0,74% ke 7501,28. IHSG masih berada di level psikologis 7500.
Perdagangan indeks kemarin senilai Rp 13 triliun termasuk 34 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,2 juta kali. Sebanyak 237 saham menguat, 334 menurun, dan 228 ditahan.
Sedangkan dari sisi investor asing, terjadi penjualan bersih sebesar Rp 2,5 triliun di seluruh pasar.
Seluruh indeks berada di zona merah, sektor energi dan real estate mengalami koreksi terbesar dan memberikan tekanan terbesar bagi IHSG kemarin, naik 0,76%.
Sektor kesehatan mencatatkan penurunan paling kecil yaitu sebesar 0,01%.
Sementara di pasar valuta asing, rupiah terlihat menguat 0,16% terhadap dolar AS ke level IDR 15615/USD pada penutupan kemarin.
Rupiah diperkirakan akan menguat kali ini seiring dengan penurunan lebih lanjut Indeks Harga Konsumen (CPI) AS, sehingga mengurangi tekanan dari kebijakan suku bunga yang lebih ketat.
Inflasi yang lebih rendah dapat meningkatkan keyakinan bahwa Federal Reserve akan melanjutkan kebijakan pelonggarannya.
Jika kita juga melihat imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SBN) tenor 10 tahun, terlihat imbal hasil (yield) kembali turun dari 6,716% menjadi 6,677%.
Penurunan keluaran SBN terjadi sekitar dua hari berturut-turut sejak 8 Oktober 2024.
Perlu diketahui, hubungan antara produk dan harga di SBN berbanding terbalik. Ini berarti harga obligasi naik ketika imbal hasil turun. Hal ini menunjukkan minat investor terhadap SBN sudah kembali.