Jakarta, ILLINI NEWS – Industri mangga global menghadapi beberapa tantangan pada tahun 2025, mulai dari krisis air hingga perubahan iklim. Tantangan ini memerlukan adaptasi dan inovasi di sektor produksi, termasuk penguatan tren organik yang semakin diminati konsumen global.
Menariknya, mangga segar siap saji juga banyak digemari, menunjukkan adanya perubahan preferensi konsumen terhadap produk yang lebih nyaman dan mudah dikonsumsi.
Di Indonesia, produksi mangga menunjukkan tren yang relatif stabil dengan sedikit peningkatan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan data BPS, produksi mangga Indonesia mencapai 3,3 juta ton pada tahun 2023, mendekati angka produksi tertinggi sepanjang periode 2019-2023.
Dengan posisi Indonesia yang tercatat oleh penduduk dunia sebagai produsen mangga terbesar kedua di dunia setelah India, maka Indonesia berpeluang besar untuk menggenjot ekspor khususnya ke pasar premium seperti Eropa dan Jepang.
Diversifikasi pasar menjadi strategi utama para pelaku industri mangga dalam persaingan global. Amerika Serikat masih menjadi pasar utama, namun perhatian kini juga tertuju pada pasar potensial Tiongkok, Eropa, Jepang, dan Timur Tengah.
Bagi eksportir mangga Meksiko, misalnya, terbukanya akses ke Tiongkok merupakan peluang besar untuk meningkatkan daya saing. Sementara Indonesia bisa memanfaatkan jarak geografis dengan negara-negara Asia Timur seperti Jepang, Korea Selatan, dan Singapura untuk memperluas pasarnya.
Pasar mangga global juga terus terpengaruh oleh keberhasilan promosi tersebut. National Mango Board (NMB) di Amerika Serikat adalah contoh bagaimana komunikasi terstruktur dan upaya pemasaran dapat meningkatkan konsumsi mangga. Bagi Indonesia, pembelajaran dari NMB akan sangat strategis untuk memaksimalkan potensi pasar baru.
Aspek penting lainnya dari industri mangga adalah distribusi komersial. Kemitraan strategis dengan jaringan distribusi besar di pasar Eropa dan Asia menjadi prioritas untuk memperkuat kehadiran produk mangga. Selain itu, penerapan teknologi untuk meningkatkan efisiensi rantai pasokan dapat menjadi pembeda dalam pasar global yang kompetitif. Produksi hayati, misalnya, membuka peluang bagi Indonesia untuk menembus pasar dengan preferensi tinggi terhadap produk-produk berkelanjutan.
Meski menghadapi tantangan perubahan iklim, industri mangga di Indonesia dan dunia mempunyai peluang besar untuk terus berkembang. Dengan strategi yang tepat, termasuk diversifikasi pasar, inovasi distribusi, dan promosi berkelanjutan, mangga tetap menjadi komoditas unggulan yang menjanjikan di pasar internasional.
ILLINI NEWS Riset Indonesia
(melekatkan)